Parlemen Iran: Bernegosiasi dengan AS adalah Sia-sia dan Berbahaya
Berita Baru, Internasional – Pada hari Kamis (28/5), mantan komandan angkatan udara Pengawal Revolusi Iran Mohammad Bagher Ghalibaf terpilih sebagai pembicara parlemen. Pemilihan itu dilakukan untuk mengayunkan keseimbangan di kursi legislatif Iran menuju ultra-konservatif.
Ghalibaf menjabat sebagai walikota Teheran dan kepala polisi republik Islan sebelum mengambil jabatan sebagai pembicara parlemen.
Tak lama setelah terpilih, pada hari Minggu (31/5), Ghalibaf menyampaikan pidato pertamanya di ruang legislatif yang didominasi oleh kaum konservatif. Pidato itu disiarkan langsung di televisi.
Dalam pidatonya itu, Ghalibaf mengatakan bahwa setiap negosiasi dengan Amerika Serikat akan “sia-sia.”
“Parlemen yang baru dibentuk menganggap negosiasi untuk meredakan ketegangan dengan Amerika Serikat, sebagai poros kesombongan global, adalah sia-sia dan berbahaya,” ujar Ghalibaf.
Selain itu, Ghalibaf juga bersumpah akan melakukan balas dendam atas serangan pesawat tak berawak AS pada bulan Januari yang menewaskan Jenderal Qosem Soleimani.
“Strategi kami dalam menghadapi teroris Amerika adalah menyelesaikan balas dendam atas darah martir Soleimani,” tegasnya.
Pidato itu merupakan tanggapannya atas ultimatum yang diberikan oleh Perwakilan Khusus AS untuk Iran Brian Hook pada hari Rabu (27/5) bahwa AS akan mendapatkan ‘tekanan maksimum’ dari AS kecuali Iran melakukan salah satu opsi dari mereka: negosiasi atau ‘keruntuhan ekonomi.’
Sikap Ghalibaf tersebut senada dengan sikap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi yang pada hari Sabtu (30/5) mengutuk keputusan AS baru-baru ini untuk mengakhiri pengabaian sanksi berdasarkan perjanjian nuklir Iran (JCPOA).
Keputusan AS untuk mengakhiri pengabaian sanksi tersebut diumumkan oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo karena menuduh Iran melanjutkan ‘brinkmanship’ nuklir Iran
Iran dan AS telah bersitegang sejak Mei 2019 ketika Presiden Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir dan mulai menerapkan kembali sanksinya untuk melumpuhkan Iran.
Dalam pidatonya, Ghalibaf juga lebih menyerukan agar Iran lebih meningkatkan hubungannya dengan negara tetangga dan negara yang mau benar-benar berteman dengan mereka dengan tanpa menyebut nama negaranya.
Sumber | Statesman |