Pangeran Kerajaan Arab Saudi Diduga Meninggal Karena COVID-19
Berita Baru, Internasional — Salah satu pangeran Kerajaan Arab Saudi, Saud bin Abdullah bin Faisal bin Abdulaziz al-Saud, meninggal dunia pada 2 Juni 2020 kemarin. Dugaan kuat mengatakan bahwa dia meninggal akibat terinfeksi Coronavirus Disease atau COVID-19.
Seseorang dari tim medis mengatakan bahwa beberapa anggota keluarga kerajaan sedang menjalani perawatan di rumah sakit, juga di vila pribadi mereka. Kondisi kesehatannya dilaporkan tidak baik dan diduga teinfeksi COVID-19.
Sementara itu, laman Saudi Leaks mengungkapkan Dr Nezar Bahabri—dokter terkemuka di Arab Saudi dan konsultan penyakit menular—membenarkan bahwa lebih dari 1.200 kasus infeksi virus tersebut kritis dan dirawat di kerajaan dengan ventilator.
“Situasi di Jeddah dan Riyadh memang sangat memprihatinkan. Kami tidak mengharapkan kasus kritis setinggi ini,” tutur Bahabri dalam sebuah video.
“Saya optimistis dan menyerukan agar tidak mengkhawatirkan peningkatan jumlah, tetapi pada saat ini, jumlah kasus kritis tidak melebihi beberapa ratus,” imbuhnya, dikutip dari Middle East Monitor, Selasa (9/6).
Selain itu, Bahabri mengklaim lonjakan kasus bisa menjadi produk dari peningkatan kontak sosial selama perayaan Idulfitri pada 25 Mei kemarin. Dia mengatakan pasien yang dimonitor mengatakan gejala mereka mulai terasa menjelang akhir Ramadan dan hari-hari pertama Idulfitri.
Sedangkan sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa jumlah kasus infeksi COVID-19 di negara yang kaya dengan minyak ini mencapai 100.000 dengan lebih dari 700 kematian.
Pihak Royal Court, sebuah otoritas tertinggi Kerajaan Arab Saudi, mengkonfirmasikan bahwa Pangeran Saud bin Abdullah bin Faisal bin Abdulaziz al-Saud meninggal. Hanya saja, Royal Court tidak mengumumkan penyebab kematian sang pangeran itu.
The New York Times pun sempat juga melaporkan bahwa sekitar 150 pangeran kerajaan tertular COVID-19, termasuk gubernur Riyadh; Pangeran Faisal bin Bandar bin Abdulaziz.
Akan tetapi, mantan kepala intelijen Arab Saudi, Pangeran Turki Al-Faisal, mengatakan jumlah sebenarnya kurang dari 20 pangeran.