Pandemi Covid-19, Momen Penelanjangan Diri yang Sesungguhnya
Berita Baru, Jakarta – Anggota Dewan Pakar Aliansi Kebangsaan Yudi Latif mengatakan, momen pandemi Covid-19 merupakan momen penelanjangan diri manusia yang sesungguhnya.
Hal tersebut disampaikan Yudi dalam webinar Merawat Toleransi dan Kebhinekaan yang diselenggarakan secara virtual, Senin, 28 Desember 2020.
“Momen Covid-19 itu momen off truth, momen penelanjangan diri kita yang sesungguhnya. Di sana kita bisa melihat bagaimana kekuatan dan kelemahan kita sebagai bangsa,” kata Yudi, Senin (28/12).
Yudi mengatakan, tidak sepenuhnya wajah Indonesia murung akibat pandemi Covid-19, masih ada nilai-nilai pancasila yang hidup di jantung masyarakat.
Ia mencontohkan, pada saat awal pandemi Covid-19 di Indonesia, banyak tenaga kesehatan yang tidak memiliki alat pelindung diri (APD) namun, setelah itu banyak pula Universitas yang membuat APD. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia merupakan rumah yang damai dan toleran.
“Tadinya tidak ada masker, ibu-ibu kompak menyiapkan itu. Nilai-nilai itu ada hidup dan Indonesia secara keseluruhan masih merupakan rumah yang damai, rumah yang toleran,” ujar Yudi.
Ia mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 perlu kekompakan, solidaritas, dan empati. Namun, masih banyak upaya saling memojokkan, saling mendiskreditkan, dan saling menyerang. “Bahkan ketidakkompakkan antara elemen-elemen negara sendiri itu diperlihatkan di hadapan kita,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Ketua Alumni Ikatan Alumni Universitas Brawijaya Ahmad Erani Yustika menyebut, pandemi Covid-19 ini banyak memberikan pelajaran. Salah satunya adalah kekuatan bangsa Indonesia untuk bisa menanggung pandemi Covid-19.
“Pemerintah dan juga warga negara, bergotong royong mengulurkan tangan untuk bahu membahu mengatasi persoalan, meringankan beban sesama dan itu dilakukan oleh seluruh warga dengan berbagai macam cara,” kata Erani.
Erani mencontohkan, salah satunya Jaringan Gusdurian yang banyak melakukan usaha untuk meringankan beban masyarakat Indonesia di tengah pandemi Covid-19 ini.
Mereka, kata Erani, tidak melihat latar belakang apapun bagi warga yang ingin dibantunya, identitas, suku, agama, dan ras itu tidak pernah menjadi bahan pertimbangan untuk bisa memberikan bantuan.
Namun, di tengah pandemi Covid-19 ini, masih saja ada sekelompok orang yang mementingkan dirinya sendiri maupun kelompoknya untuk kepentingan material.
“Aspek moral dilindas di bawah kepentingan material. Kasus korupsi dan seterusnya masih terus terjadi di tengah wabah ini. Dan celakanya sebagian itu dengan memanfaatkan dana publik yang seharusnya digunakan untuk mengurus hajat masyarakat,” tandas Erani.