Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pakar Dorong Banggar DPR Sensitif Atasi Pengangguran
Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J Rachbini menyampaikan pandangannya dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Banggar DPR RI, Kamis (9/2). (Foto: Istimewa)

Pakar Dorong Banggar DPR Sensitif Atasi Pengangguran



Berita Baru, Jakarta – Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J Rachbini menegaskan bahwa keputusan politik untuk ekonomi sangat penting. Karena berpengaruh besar terhadap kelangsungan ekonomi nasional. 

“Bisa dikatakan bahwa 90% dari ekonomi adalah politik, dan 90% dari politik adalah ekonomi,” kata Prof. Didik J Rachbini dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Banggar DPR RI, Kamis (9/2).

Menurutnya, kebijakan ekonomi penting untuk mengantisipasi dampak makro dari krisis global, dan yang paling utama adalah mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan berupa pengangguran yang meningkat pesat. 

“Pengangguran yang berlebih adalah yang luar biasa dan harus diperhatikan sebagai hal penting luar biasa,” ujarnya.

Prof. Didik berpandangan, satu orang saja dalam keluarga sederhana ada menganggur maka keluarga itu ‘kiamat’. Lebih mereka tidak punya asuransi atau tabungan. 

“Maka bayangkan jika tingkat pengangguran suatu negara mencapai 7% dan pasti akan menjadi masalah sosial politik,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, ia pun berpesan hendaknya Banggar DPR sensitif anggaran. Karena keputusan Banggar berpengaruh terhadap kesempatan kerja. 

Dengan keputusan yang sensitif anggaran, harapannya kebijakan Banggar hasilnya benar-benar berdampak terhadap penyelesaian pengangguran.

Ia mencontohkan, yang tidak sensitif terhadap kesempatan kerja salah satunya adalah isu TKA China yang masuk ke Indonesia, dan menjadi kerisauan rakyat banyak. 

Padahal, katanya, banyak sekali warga negara Indonesia yang masih menganggur. Setiap anggaran yang diputuskan selayaknya diukur hasilnya terhadap pengurangan pengangguran. 

“Jangan dibiarkan anggaran lepas tanpa hasil untuk memperluas kesempatan kerja,” tegas Prof. Didik.