Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pakar Bahasa Sebut “Bajak Momentum Krisis“ dalam Pidato Presiden Jokowi Kurang Tepat
Foto: Twitter @jokowi

Pakar Bahasa Sebut “Bajak Momentum Krisis“ dalam Pidato Presiden Jokowi Kurang Tepat



Berita Baru, Jakarta — Pakar Bahasa, Profesor Dadang Sunendar menilai penggunaan kata “bajak” dalam pidato Presiden Joko Widodo pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dalam rangka HUT ke-75 RI kurang tepat.

Prof. Dadang mengatakan bahwa Presiden Jokowi menyebut kalimat “Bajak momentum krisis” sebanyak empat kali sepanjang pidatonya.

“Menurut saya penggunaan kata ‘bajak’ kurang tepat dengan penggunaan kalimat itu, karena kata krisis secara semantik sudah jelas dan tidak perlu diberi makna lain lagi,” kata Pakar Bahasa dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof. Dadang Sunendar, Jumat (14/08).

Menurut Dadang, Presiden sebetulnya memiliki banyak pilihan kata untuk konteks tersebut. Dia mencontohkan, Misalnya, kalimat “saatnya kita memanfaatkan momentum krisis”, atau “saatnya kita gunakan momentum krisis”.

Dadang menjelaskan kata “bajak” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan makna kedua yang berarti mengambil alih secara paksa. Sedangkan “krisis” adalah keadaan berbahaya, keadaan genting, atau suasana yang suram dalam berbagai konteks.

Presiden Jokowi empat kali menyerukan kalimat “membajak momentum krisis” saat menyampaikan pidato pada Sidang Tahunan MPR-RI dan Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI Tahun 2020 di Gedung MPR/DPR Jakarta, Jumat 14 Agustus 2020.

Presiden menyampaikan bahwa saat ini merupakan momentum membenahi diri secara fundamental, melakukan transformasi besar, menjalankan strategi besar di bidang ekonomi, hukum, pemerintahan, sosial, kebudayaan, termasuk kesehatan dan pendidikan. Pada saat itulah Presiden menyerukan untuk membajak momentum krisis.

Selanjutnya di pertengahan pidato,Presiden Jokowi kembali menekankan kalimat “membajak momentum krisis” seraya mengingatkan agar semua pihak tidak membiarkan krisis yang terjadi membuahkan kemunduran.

Presiden kembali menyematkan kalimat “membajak momentum krisis” dalam pidatonya saat mengapresiasi dukungan dan kerja cepat yang diberikan pimpinan dan anggota lembaga-lembaga negara yang melakukan langkah-langkah luar biasa dalam menangani krisis.

Terakhir, Jokowi menyematkan kalimat “membajak momentum krisis” saat mengajak semua elemen bangsa melakukan lompatan besar untuk kemajuan bangsa yang signifikan.