Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pakai Sarung, Upacara HUT RI ke-75 Ala Santri Pesantren Qomaruddin Gresik

Pakai Sarung, Upacara HUT RI ke-75 Ala Santri Pesantren Qomaruddin Gresik



Berita Baru, Gresik – Pondok Pesantren Qomaruddin, Desa Bungah, Kecamatan Bungah, Gresik melaksanakan upacara pengibaran bendera dalam memperingati detik-detik kemerdekaan Republik Indonesia ke-75. Uniknya, petugas upacara sekaligus para santri memakai sarung, baju koko dan kopyah saat mengikuti prosesi upacara.

Pada upacara bendera kemerdekaan RI ke-75 kali ini digelar di dua tempat, yakni di halaman pondok pesantren dan lapangan yayasan qomaruddin.

Kepala Pengurus Pesantren Qomaruddin, Ahmad Isa saat mempimpin upacara menyampaikan, pihaknya menggelar upacara HUT RI sebagai bahan refleksi perjuangan merebut kemerdekaan yang juga melibatkan santri dan para ulama.

“Para ulama dan santri berperan besar dalam merebut dan memperjuangkan kemerdekaan RI. Semangat perjuangan santri zaman dulu pun mesti dimiliki dan terus diwariskan tanpa putus ke santri-santri milenial saat ini,” ujarnya.

Alasan memakai kostum khas pesantren, Isa menuturkan bahwa ini merupakan bentuk kecintaan santri terhadap NKRI.

“Selain refleki kemerdekaan RI ke-75, sekaligus juga menanamkan jiwa patriotisme kepada para santri dengan tetap menjunjung tinggi nilai luhur Keislaman,” tandasnya.

Pada kesempatan itu, Isa juga bercerita terkait sejarah perjuangan pondok pesantren qomaruddin saat proses kemerdekaan RI.

“Ada 3 dzurriyyah keluarga besar pondok pesantren qomaruddin yang gugur dalam membela NKRI, yakni KH. Abdul Hamid, KH. Amin, KH. Muhtadi. Untuk itu, tugas kita saat ini adalah terus belajar dan meningkatkan SDM sehingga bisa menguasai segala bidang, sehingga bisa merawat peninggalan yang berupa Tanah Air Indonesia ini,” terang Isa didepan ratusan santri.

Sementara, pengasuh Ponpes Qomaruddin, KH. Ala’uddin berpesan, sebagai santri harus mempunyai jiwa yang pantang menyerah dan gigih berjuang khususnya dalam mencari ilmu.

“Kita dilahirkan sebagai santri yang mempunyai karakter pantang penyerah, karena nenek moyang kita dulu saja tidak menyerah dalam mengusir penjajah, jadi sebagai orang Indonesia tidak ada kata menyerah dalam diri kita,” pungkasnya.