Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pacu Kegiatan Ekonomi, Filipina Longgarkan Pembatasan di Tengah Rekor Infeksi COVID-19
Filipinan menjadi salah satu korban COVID-19 di Asia, dengan lebih dari 1,8 juta kasus dan 31.198 kematian. Foto: Eloisa Lopez/Reuters.

Pacu Kegiatan Ekonomi, Filipina Longgarkan Pembatasan di Tengah Rekor Infeksi COVID-19



Berita Baru, Manila – Pada Sabtu (21/8), Presiden Filipina Rodrigo Duterte melonggarkan pembatasan COVID-19 di wilayah ibu kota untuk mencoba memacu kegiatan ekonomi.

Keputusan itu diambil ketika Filipina melaporkan rekor jumlah infeksi Covid-19 hingga memicu kekhawatiran di antara petugas kesehatannya yang kewalahan.

Sebelumnya, pada Jumat (20/8), Kementerian Kesehatan Filipina mengkonfirmasi 17.231 kasus baru, jumlah infeksi harian tertinggi sejak pandemi dimulai tahun lalu. Juga mengkonfirmasi 317 kematian baru, jumlah kematian harian tertinggi dalam empat bulan.

Dengan lebih dari 1,8 juta kasus dan 31.198 kematian, Filipina menjadi salah satu negara dengan korban tertinggi di Asia karena Covid-19.

Kementerian Kesehatan kemudian mendesak lebih banyak orang untuk mengidentifikasi infeksi lebih cepat dan mendapatkan vaksinasi untuk meningkatkan perlindungan.

“Konsultasi dan pengujian awal akan membantu mengurangi infeksi di rumah, komunitas, dan tempat kerja,” kata Kementerian Kesehatan Filipina dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Al Jazeera.

Di samping itu, lebih dari 26 persen sampel yang diambil dinyatakan positif, sebuah rekor tingkat kepositifan tertinggi di Filipinan sejauh ini. Dengan jumlah kasus aktif mencapai 123.251, yang juga merupakan rekor selama empat bulan.

Kondisi tersebut semakin menyesakkan ketika data pemerintah menunjukkan bahwa 73 persen kapasitas perawatan intensif negara sudah digunakan dan 61 persen tempat tidur isolasi telah digunakan.

Presiden Duterte sebelumnya telah menyetujui pelonggaran pembatasan virus corona di Metro Manila, sebuah kota metropolis dengan 16 kota dan rumah bagi lebih dari 13 juta orang, untuk memungkinkan lebih banyak bisnis untuk melanjutkan operasi.

Filipina, yang memiliki salah satu epidemi virus corona terburuk di Asia Tenggara dan penguncian terlama, sedang mencoba untuk memacu aktivitas dalam ekonomi yang mengalami kontraksi rekor 9,5 persen pada tahun lalu.