Pabrik Drone Turki di Ukraina Menjadi ‘Target Sah’ untuk Rusia
Berita Baru, Internasional – Pabrik Bayraktar, yang akan memproduksi drone tempur Turki di Ukraina, dapat menjadi target yang sah bagi Angkatan Bersenjata Rusia jika operasi militer khusus berlanjut pada saat itu, kata Denis Fedutinov, pakar terkemuka Rusia di bidang kendaraan udara tak berawak, kepada Sputnik.
“Jika fasilitas semacam itu didirikan di tanah Ukraina di tengah operasi militer khusus yang sedang berlangsung, itu berpotensi menjadi target kemampuan serangan Rusia. Memastikan keamanannya dalam keadaan seperti itu menimbulkan kesulitan,” catat Fedutinov.
Pakar itu menunjukkan bahwa Kiev tertarik untuk menjalin kerja sama militer-teknis dengan Ankara dan, dalam jangka panjang, Turkiye mengharapkan dukungan dari Ukraina dalam hal produksi mesin pesawatnya.
Di sisi lain, Ukraina bertujuan untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan sistem drone kelas MALE modern skala besar, dan sedang mencari bantuan dari Turki untuk mencapai tujuan ini, sumber agensi menjelaskan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Turkiye telah melakukan banyak upaya untuk meningkatkan kemampuan militernya. Hal ini telah dicapai melalui pengembangan drone Bayraktar TB2 miliknya sendiri, yang telah mendapatkan pengakuan internasional, serta mengantarkan drone Bayraktar Akinci dengan ketinggian maksimal dan daya tahan lama yang baru.
Selain itu, Turki telah mengambil sikap yang lebih tegas terhadap rival regionalnya, yang semakin memperkuat posisinya.
Kembali pada Agustus 2022, Duta Besar Ukraina untuk Turki, Vasyl Bodnar, mengatakan bahwa perusahaan pertahanan Baykar akan membangun pabrik Bayraktar di Ukraina dan telah membeli sebidang tanah untuk tujuan ini. Menurut Bayraktar, total luas pusat Baykar yang akan datang di Ukraina akan lebih dari 30.000 meter persegi, mempekerjakan lebih dari 300 insinyur dan teknisi Ukraina.
Sebelumnya, Moskow mengirim catatan kepada anggota NATO mengenai pasokan senjata ke rezim Kiev.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mencatat bahwa setiap pengiriman yang berisi senjata ke Ukraina akan menjadi target yang sah bagi Rusia.
Seperti dilansir dari Sputnik News, Lavrov juga mengatakan bahwa negara-negara NATO telah “bermain api” dengan memasok senjata ke Ukraina.
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mencatat bahwa membanjiri Ukraina dengan senjata Barat tidak berkontribusi terhadap keberhasilan dalam negosiasi Rusia-Ukraina dan hanya akan berdampak negatif.