Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Orang-orang Afrika Sebut Pemilu AS Ironi dan Humor yang Tidak Lucu

Orang-orang Afrika Sebut Pemilu AS Ironi dan Humor yang Tidak Lucu



Berita Baru, Internasional – Bagi sebagian orang Afrika, tindakan Presiden Donald Trump setelah pemilihan di Amerika Serikat (AS) menjadi ironi dan humor yang tidak lucu sama sekali.

Seperti dilaporkan oleh banyak media, pemilu di Amerika Serikat (AS) telah berlangsung. Namun demikian, pemilu dinodai dengan tudingan kecurangan dan ledakan protes, beberapa pengamat juga menyatakan keprihatinannya tentang deklarasi kemenangan Trump yang terlalu dini, tuduhan penipuan, dan tuntutan hukum tak berlandas yang dikirim ke pimpinannya sendiri.

“Trump memberikan contoh buruk bagi Afrika dan negara seperti kita. Anda tidak dapat memproklamirkan diri Anda dalam pemilihan di mana Anda menjadi kandidat ketika keadilan ada,” kata Mory Keïta, seorang dealer suku cadang mobil di Guinea.

Ledakan protes oleh simpatisan Trump terjadi di beberapa negara bagian seperti di Arizona yang menuntut penghentian pemungutan suara, di mana suara Biden unggul dari Trump.

Dilansir dari Reuters, bulan lalu, puluhan orang tewas dalam aksi protes sebelum dan setelah presiden negara Afrika Barat memenangkan masa jabatan untuk ketiga kalinya. Hal ini sempat mendapat teguran dan kritik dari otoritas AS.

“Ini benar-benar aib,” kata Bachir Diallo, seorang eksekutif pertambangan Guinea. “Kekacauan seperti itu layak untuk republik pisang.”

Sebagian orang melihat kejadian-kejadian yang terjadi di AS – aksi protes, gugatan hukum, dan penghentian penghitungan suara – sebagai sebuah ironi di negara maju yang otoritasnya pernah secara teratur menegur para pemimpin Afrika karena tidak menghormati norma-norma demokrasi.

Kedutaan Besar AS di Pantai Gading, yang berbatasan dengan Guinea, pernah menyerukan adanya dialog dan komitmen terhadap supremasi hukum setelah pemilihan presiden yang memicu persengketaan dan protes.

“Mengapa Anda berbicara tentang diri Anda sendiri?” tulis salah satu pengguna Twitter.

“Mereka memberi tahu kami tentang demokrasi, itu hanya bualan. Mereka tidak serius, “kata Maurice Nandasaba, saat bertemu dengan teman-temannya di dekat kios koran di ibu kota Kenya, Nairobi.

Trump, yang telah banyak menyerang integritas sistem pemungutan suara Amerika, menuduh adanya kecurangan tanpa memberikan bukti, mengajukan tuntutan hukum dan menyerukan adanya penghitungan suara ulang.

“Anda akan mengira kami berada di Afrika ketika Anda melihat perilaku Trump,” kata Ange Kouame (23), seorang siswa di kota utama Pantai Gading, Abidjan.

“Mengerikan melihat ini di Amerika,” kata Tito Kisiya, seorang eksekutif di Tanzania, yang dalam pemilihan presidennya pekan lalu menuai kritik dari Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.s

Di negara berpenduduk terpadat di Afrika, Nigeria, ebuah wilayah dengan banyak pengagum Trump juga mengkritik tindakannya.

“Seorang peramal tidak perlu memberi tahu kami bahwa Amerika yang kami lihat sebagai model dalam segala hal, tetapi bukan model dalam hal pemilihan,” kata Agbor Elemi, seorang konsultan di Lagos.