Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

OPEC+ Sepakat Melakukan Pengurangan Produksi Minyaknya Mulai Bulan Depan

OPEC+ Sepakat Melakukan Pengurangan Produksi Minyaknya Mulai Bulan Depan



Berita Baru, Internasional – Pada hari Senin (5/8), kelompok negara-negara produsen minyak yang tergabung dalam OPEC+ sepakat untuk melakukan pengurangan produksi mulai bulan depan. Sebuah keputusan yang mengejutkan pasar energi di saat gejolak yang cukup besar.

Mitra OPEC dan non-OPEC, aliansi yang dikenal sebagai OPEC+, memutuskan untuk memangkas target produksi sekitar 100.000 barel per hari mulai Oktober.

Bulan lalu, OPEC+ setuju untuk menaikkan produksi minyak hanya 100.000 barel per hari. Dorongan yang sangat kecil itu secara luas ditafsirkan sebagai penolakan terhadap Presiden AS, Joe Biden, setelah kunjungannya ke Arab Saudi untuk meminta gembong OPEC memompa lebih banyak agar harga stabil dan membantu ekonomi global.

Seperti dilansir dari CNBC, OPEC+ mengatakan bahwa keputusan hari Senin untuk kembali ke tingkat produksi Agustus adalah karena penyesuaian ke atas “dimaksudkan hanya untuk bulan September.”

Sejak awal Juni, harga minyak telah jatuh sekitar 25% setelah menyentuh angka tertinggi multi-tahun di bulan Maret. Penurunan tersebut dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga dan pembatasan terkait Covid di beberapa bagian China dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan membatasi permintaan minyak.

Pengumuman hari Senin dari OPEC+ datang di tengah perselisihan energi yang meningkat antara Rusia dan Barat, di mana Eropa sangat khawatir tentang prospek resesi dan kekurangan gas musim dingin.

Sementara itu, pelaku pasar memantau dengan cermat prospek peningkatan pasokan dari minyak mentah Iran jika Teheran dapat mengamankan versi baru dari kesepakatan nuklir 2015.

G-7 mendukung batas harga minyak Rusia

Harga gas Eropa melonjak lebih dari 25% pada hari Senin setelah raksasa energi milik negara Rusia, Gazprom, mengumumkan tidak akan membuka kembali pipa gas utamanya ke Eropa.

Gazprom mengatakan, penutupan tidak terbatas itu karena kebocoran minyak di turbin. Pipa Nord Stream 1, yang menghubungkan Rusia ke Jerman melalui Baltic Sec, telah dijadwalkan untuk dibuka kembali pada hari Sabtu setelah tiga hari pekerjaan pemeliharaan.

Penghentian Kremlin terhadap aliran gas Eropa mengikuti pernyataan bersama dari kekuatan ekonomi Kelompok Tujuh (G7) yang mendukung rencana untuk menerapkan mekanisme pembatasan harga pada ekspor minyak Rusia.

Inisiatif G-7 dirancang agar kekuatan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam mendanai perang di Ukrainaberkurang. Sementara Rusia telah mengatakan akan berhenti menjual minyak ke negara-negara yang memberlakukan batasan harga pada ekspor energi Rusia.

Pembuat kebijakan Uni Eropa menuduh Kremlin mempersenjatai pasokan energi dalam upaya untuk menabur ketidakpastian di blok 27 negara dan meningkatkan harga energi di tengah serangan Kremlin terhadap Ukraina.