Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Nyentrik, Polisi Bina Sanggar Kesenian

Nyentrik, Polisi Bina Sanggar Kesenian



Berita Baru, Kediri – Di sela-sela kesibukan sebagai anggota polisi, Aipda Agus Budiono sosok Bhabinkamtibmas Desa Surat, Polsek Mojo, Polres Kediri Kota, punya concern terhadap pelestarian budaya.

Dia menjalankan bahwa tugas pembinaan sekaligus membentengi pemuda desa dari jeratan narkoba dan perkelahian di masyarakat.

Polisi yang tenar dengan sebutan “Agus Dalang” ini berdinas di sebagai Bhabinkamtibmas, Desa Surat, Polsek Mojo, Polres Kediri Kota ini  totalitas dalam mengembangkan seni tradisional Jaranan.

Bahkan ia mendirikan Sanggar Kesenian Jaranan Nusantara  dan membantu mencarikan panggung.

Tidak hanya itu, Agus Dalang juga berusaha menyempatkan hadir saat pemain  jaranan manggung. Selalu bisa hadir untuk memberikan semangat dan bantuan moral.

“Kalau untuk urusan melestarikan tradisi, atasan ndak mungkin marah to,” kata Aipda Agus Dalang.

Bapak dua anak tersebut juga sering hadir ketika mereka berlatih seminggu sekali di akhir pekan.

Kebetulan, tempat latihan itu di Sanggar Kesenian Jaranan Nusantara yang terletak di samping balai desa Surat Mojo. Tak jarang aparat desa mulai bapak lurah sampai Pak RT juga turut hadir.

Nyentrik, Polisi Bina Sanggar Kesenian

Namun, perjalanan mengurus Sanggar Kesenian Jaranan Nusantara  bukan tanpa kendala.

Bripka Agus Dalang mengakui untuk mengajak pemuda desa agar melestarikan budaya apalagi sekarang ini banyak sekali budaya luar yg masuk ke Indonesia.

Meski begitu, Agus Dalang tetap berusaha. Dia tidak mau main-main dalam mengurus sanggar. Saat ini sanggar tersebut memiliki 100 member yang mayoritas dari pemuda Desa Surat Mojo.

Mereka berasal dari berbagai kalangan. Mulai penggiat seni, pegawai, anak sekolah, hingga mahasiswa.

Ada juga anak jalanan yang bergabung . Tak pelak, dibutuhkan tenaga ekstra untuk mengawasi mereka satu per satu.

AGUS Dalang  tidak ingin anggotanya, khususnya anak-anak, terlibat dalam pusaran kelam obat-obatan terlarang.

Sebaliknya, kesenian harus bisa menjadi wadah bagi mereka untuk berbuat lebih baik. ”Dulu ada yang sukanya minum pil koplo,” ungkapnya.

Aipda Agus Dalang tak lantas memenjarakan anak tersebut. Dia memilih untuk menampungnya di sanggar itu.

Nyentrik, Polisi Bina Sanggar Kesenian

Lalu, secara perlahan, anak tersebut dibina untuk ikut melestarikan budaya. ”Alhamdulillah, dia sekarang sembuh dan tidak kepikiran kembali menggunakan pil koplo atau narkoba,” tuturnya.

Pendekatan yang digunakan  memang didasarkan semangat kekeluargaan. Meski bertubuh kekar, Agus Dalang sebenarnya adalah sosok yang lembut.

”Paling penting jaga kekompakan dan seduluran saja,” lanjutnya.

Dimasa Pandemi saat ini kami fokuskan dalam hal pembinaan dan terus mengasah kemampuan, walau untuk pertunjukan masih dilarang dikarenakan pencegahan penyebaran Covid.

“Namun untuk latihan rutin tetap kami gelarkan selain itu juga sebagai sarana silaturahmi serta Himbuan Kamtibmas,” tandasnya.