Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

PCINU
Webinar Series Pra-Muktamar PCNU Sedunia Seri #2 yang diselenggarakan oleh PCNU Tiongkok dan PCNU United Kingdom (UK) dengan tajuk “Seratus Tahun Nahdlatul Ulama: Diplomasi Perdamaian dan Dakwah Internasional NU”, pada Minggu 12 Desember 2021. (Foto: Tangkap Layar)

NU Miliki Peran Second Track Diplomacy dalam Perdamaian Global



Berita Baru, Jakarta – Sebagai organisasi terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) telah memiliki 31 perwakilan Pengurus Cabang Internasional (PCINU) di seluruh dunia. 

Keberadan PCINU ini diyakini dapat memperkuat peran NU sebagai second track diplomacy atau diplomasi jalan kedua dalam berkontribusi terhadap perdamaian global.

Keyakinan tersebut, sebagaimana disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi. Menurutnya, NU memiliki sejarah yang baik dalam turut serta menjaga perdamaian dunia.

“Bagaimana dulu, KH Hasyim Muzadi bisa mendamaikan antara antara Sunni dan Syiah di Lebanon dan Irak, itu luar biasa. NU itu pernah berperan dan kita bisa berperan. NU juga berperan untuk perdamaian di Afghanistan. Sekarang tinggal bagaimana perannya dilipatgandakan,” kata Zuhairi.

Zuhairi menambahkan, peran itu selaras dengan trilogi ukhuwah atau tiga semangat persaudaraan yang dipegang NU. “Ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariyah/ukhuwah insaniyah,” jelasnya.

Hal itu ia ungkap dalam dalam Webinar Series Pra-Muktamar PCNU Sedunia Seri #2 yang diselenggarakan oleh PCNU Tiongkok dan PCNU United Kingdom (UK) dengan tajuk “Seratus Tahun Nahdlatul Ulama: Diplomasi Perdamaian dan Dakwah Internasional NU”, pada Minggu 12 Desember 2021.

Menyambung Zuhairi, Duta Besar RI untuk Aljazair 2016-2020, Rosa Machrusah menyebut NU tidak bisa berdiri sendiri dalam menjaga perdamaian dunia. 

Rosa mengatakan, konflik people to people yang terjadi tidak bisa diselesaikan oleh NU tanpa keterlibatan negara, yaitu Indonesia.

“NU harus berkomunikasi secara intensif dengan Kementerian Luar Negeri, bukan hanya bekerja sama dengan ormas-ormas luar negeri,” ungkapnya.

Baru kemudian, Rosa melanjutkan, NU mendamaikan dengan menyisir menggunakan pendekatan people to people atau second track diplomacy.

“Jadi, Indonesia harus menjadi negara kuat dan kalau Indonesia menjadi negara kuat, NU-nya yang akan melakukan people to people supaya mendamaikan, baru bisa berhasil. Sebelum Indonesia menjadi negara kuat, saya kira sulit,” tuturnya. 

Dino R Kusnadi, Wakil Duta Besar RI untuk RRT, mempertegas pernyataan Rosa. Katanya, perdamaian dunia dalam konflik besar, global, historis dan panjang membutuhkan peran high profile.

Namun ia mengingatkan, NU tetap bisa berperan di satu negara dalam diplomasi total dengan kegiatan yang sifatnya diperlukan pada situasi tertentu.

“Saya bilang ini  situasional hiro. Pada situasi kita berada di situ, apa yang bisa kita lakukan dan laksanakan dan langsung kelihatan hasil nyata,” terangnya.

“Itu adalah merupakan sumbangsih juga sebagai prekursor menuju perdamaian global. Pemuda NU punya peran itu. Kita punya tanggung jawab ikut serta pada masalah global,” tukas Dino.