Nenek Berusia 80 Tahun Lestarikan Seni Merajut dan Mewarnai Sutra Tradisional Suriah
Berita Baru, Internasional – Shamsa Mohammad Bilal (80) berupaya melestarikan seni merajut dan mewarnai sutra tradisional Suriah selama dirinya masih hidup.
Di masa lalu, masyarakat Hama biasanya membeli gaun sutra untuk calon mempelai dan orang penting lainnya sebagai bentuk glamor dan kemewahan. Namun, seiring laju kehidupan yang berjalan dengan cepat dan situasi ekonomi yang sulit, keterampilan ini nyaris lenyap karena orang-orang mulai mencari opsi yang lebih murah dan modern.
Bilal telah mengikuti banyak kursus pelatihan untuk mengajarkan keterampilan ini kepada generasi muda dengan harapan salah satu dari mereka dapat mempelajari dan menekuni keterampilan itu dengan loyal.
“Saya merasa sedih karena saya ingin lebih banyak orang mempelajari keterampilan ini mengingat Anda dapat mencari nafkah darinya dan itu juga menyenangkan. Sayangnya, ini hanya harapan dan mimpi belaka karena semuanya menjadi sangat mahal,” kata Bilal, perajin sutra tradisional sebagaimana dikutip Xinhua News, Jumat (30/12/22).
Kegigihan Bilal juga menginspirasi menantu perempuannya, Samar Nassan, untuk mempelajari keahlian itu.
“Saya tertarik mempelajarinya karena hal tersebut merupakan bagian dari sejarah dan saya yakin keterampilan semacam itu tidak boleh punah. Jika sutra telah tersedia, saya akan menyiapkan gaun untuk menantu perempuan dan putri saya saat mereka menikah kelak. Saya berupaya meyakinkan mereka untuk mempelajari keterampilan ini, namun mereka khawatir dengan (kesehatan) gigi mereka,” kata Samar Nassan.
Saat ini Bilal dan menantu perempuannya mengerjakan bagian merajut sementara Ahmad Dbaik, penjahit sekaligus pedagang sutra, menangani proses pewarnaan.
Di tokonya yang berlokasi di kawasan tua Hama, Dbaik menuturkan bahwa dirinya dan Bilal berupaya memodernisasi seni tersebut lewat pemilihan komposisi warna baru, seraya mengungkapkan bahwa keterampilan ini tidak dapat dimodifikasi atau digunakan pada mesin.
“Kami berupaya menciptakan warna-warna modern agar sesuai dengan selera masa kini, namun kami melestarikan keterampilan ini sebagaimana adanya karena hal itu tidak dapat dimodifikasi, sudah baku seperti ini sepanjang waktu dan selama berabad-abad. Ini merupakan keterampilan yang penuh kesabaran, ketelitian, dan seni.” kata pemilik toko sutra tradisional Ahmad Dbaik.
Dia mengatakan bahwa dewasa ini, orang-orang memilih keterampilan yang lebih mudah dan hal-hal yang bisa menghasilkan uang dengan cepat, terutama saat ini ketika jumlah wisatawan mancanegara di Suriah tidak begitu banyak. Namun, jika pariwisata kembali normal, kerajinan tangan ini bisa diselamatkan.