Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pesawat tempur Saab JAS 39 Gripen Angkatan Udara Swedia lepas landas selama latihan AFX 18 di pangkalan udara militer Amari, Estonia 25 Mei 2018. Foto: Reuters/Ints Kalnins.
Pesawat tempur Saab JAS 39 Gripen Angkatan Udara Swedia lepas landas selama latihan AFX 18 di pangkalan udara militer Amari, Estonia 25 Mei 2018. Foto: Reuters/Ints Kalnins.

Negara Nordik Kompak Rencanakan Pertahanan Udara Bersama untuk Melawan Ancaman Rusia



Berita Baru, Kopenhagen – Komandan Angkatan Udara dari Swedia, Norwegia, Finlandia dan Denmark mengatakan pada Jumat (24/3) bahwa mereka telah menandatangani surat niat untuk menciptakan pertahanan udara Nordik terpadu yang bertujuan melawan meningkatnya ancaman dari Rusia.

Tujuannya adalah untuk dapat beroperasi bersama berdasarkan cara-cara operasi yang sudah diketahui di bawah NATO, menurut pernyataan angkatan bersenjata empat negara.

Langkah untuk mengintegrasikan angkatan udara dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina pada Februari tahun lalu, kata komandan angkatan udara Denmark, Mayor Jenderal Jan Dam, kepada Reuters.

“Armada gabungan kami dapat dibandingkan dengan negara Eropa yang besar,” kata Dam, dilansir dari Reuters.

Norwegia memiliki 57 jet tempur F-16 dan 37 jet tempur F-35 dengan 15 unit lagi dalam pesanan. Finlandia memesan 62 jet F/A-18 Hornet dan 64 F-35, sementara Denmark memesan 58 F-16 dan 27 F-35. Swedia memiliki lebih dari 90 jet Gripens.

Tidak jelas berapa banyak dari pesawat itu yang beroperasi.

Penandatanganan di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman pekan lalu dihadiri oleh Kepala Komando Udara NATO Jenderal James Hecker, yang juga mengawasi Angkatan Udara AS di wilayah tersebut.

Swedia dan Finlandia mendaftar untuk bergabung dengan aliansi militer trans-Atlantik tahun lalu. Namun proses tersebut tertahan oleh Turki, yang bersama Hungaria belum meratifikasi keanggotaannya.

Para komandan angkatan udara Nordik pertama kali membahas kerja sama yang lebih erat pada pertemuan bulan November di Swedia.

“Kami ingin melihat apakah kami dapat lebih mengintegrasikan pengawasan wilayah udara kami, sehingga kami dapat menggunakan data radar dari sistem pengawasan masing-masing dan menggunakannya secara kolektif,” kata Dam.

“Kami tidak melakukan itu hari ini,” imbuhnya.