Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Presiden Erdogan dan Putin menikmati hubungan yang hangat. Foto: Maxim Shemetov/Reuters.
Presiden Erdogan dan Putin menikmati hubungan yang hangat. Foto: Maxim Shemetov/Reuters.

Negara NATO Ini Tegaskan Kirim Tank ke Ukraina Tidak Membantu Selesaikan Konflik, Hanya Untungkan Cukong Senjata



Berita Baru, Ankara – Salah satu negara NATO, Turki, tegaskan bahwa mengirim tank ke Ukraina sama sekali tidak membantu menyelesaikan konflik di Ukraina yang sudah hampir memasuki setahun.

 Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan dalam wawancara televisi dengan saluran TRT pada hari Rabu (1/2), bahwa Pasokan senjata Barat, termasuk tank, ke Kiev tidak akan memberikan solusi untuk konflik Ukraina.

“Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya percaya pengiriman tank adalah langkah menuju penyelesaian [konflik Ukraina],” katanya, dikutip dari TASS.

“Kami berharap negara-negara Barat mendukung seruan kami untuk negosiasi antara Ukraina dan Rusia,” tambahnya.

Mengacu pada penumpukan pasokan senjata ke Ukraina, Erdogan menekankan bahwa “langkah berisiko ini sangat menguntungkan bagi cukong senjata.”

Namun demikian, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa pasokan senjata ke Ukraina dapat menciptakan kondisi untuk “solusi damai yang dirundingkan” di masa depan.

Pada 25 Januari, Amerika Serikat berjanji untuk mengirim 31 tank M1 Abrams ke Kiev. Pada hari yang sama, Jerman mengkonfirmasi akan mentransfer 14 tank Leopard 2A6 ke Ukraina dan akan mengizinkan negara lain untuk mengekspor kembali kendaraan tempur ini ke Ukraina.

Menurut Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius, tank Leopard 2 akan dikirim ke Ukraina sebelum akhir Maret. Norwegia, Slovakia, Inggris, Polandia, dan Prancis juga telah berjanji untuk menyediakan tank-tank buatan Barat kepada Ukraina.

Ukraina mengharapkan untuk menerima hingga 140 tank dari 12 negara sebagai gelombang pertama.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa ketegangan seputar situasi di Ukraina meningkat karena keputusan Washington dan tekanan AS terhadap negara lain.