Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

NATO Menolak Permintaan Serbia untuk Mengirimkan Kontingen Militer ke Kosovo

NATO Menolak Permintaan Serbia untuk Mengirimkan Kontingen Militer ke Kosovo



Berita Baru, Internasional – Pasukan penjaga perdamaian yang dipimpin NATO di Kosovo (KFOR) menolak permintaan Beograd untuk mengerahkan polisi dan pasukan ke Kosovo dan Metohija, kata Presiden Serbia Aleksandar Vucic pada Minggu (8/1).

“Mereka mengatakan dalam surat yang disusun dengan hati-hati kepada pemerintah Serbia, yang saya terima, bahwa tidak perlu mengembalikan pasukan Serbia ke Kosovo dan Metohija, dan mengutip resolusi Dewan Keamanan PBB 1244,” kata Vucic kepada media Serbia.

Seperti dilansir dari Sputnik News, Presiden menambahkan bahwa itu adalah jawaban yang dapat diprediksi. Vucic mengirim surat resmi pada pertengahan Desember, meminta misi NATO untuk mengizinkan tentara dan polisi Serbia dan Kosovo.

Kosovo, yang sebagian besar dihuni oleh orang Albania, memisahkan diri dari Serbia pada tahun 1999. Pada tahun 2008 negara itu mendeklarasikan kemerdekaannya. Serbia, bagaimanapun, tidak mengakui kedaulatan bekas provinsi dan menganggap Kosovo sebagai bagian dari wilayah Serbia. Sekitar 100 negara anggota PBB mengakui kemerdekaan Kosovo.

Konflik yang membara muncul ketika Kosovo berusaha memaksa etnis Serbia untuk mengganti pelat nomor kendaraan mereka yang diperoleh sebelum tahun 1999. Langkah ini membuat orang Serbia di Kosovo berhenti berpartisipasi dalam semua struktur pemerintahan pusat dan daerah.

Ketegangan menjadi lebih keras ketika Pristina menangkap mantan polisi Serbia, Dejan Pantic, yang diduga terlibat atas kegiatan teroris. Orang Serbia Kosovar mulai membangun barikade yang menghalangi penyeberangan perbatasan utama.

Situasi menjadi tenang pada akhir Desember ketika Pristina setuju untuk memindahkan Dejan Patic sebagai tahanan rumah dan Serbia mulai membongkar barikade.

Pada pertengahan Desember, Pristina mengajukan keanggotaan di Uni Eropa. Vucic menyebutnya sebagai “peristiwa yang tidak menyenangkan” dan menyatakan bahwa pada saat itu, 10 negara telah mencabut pengakuan mereka atas Kosovo.