Natal Bangkitkan Suasana Sukacita di Beirut yang Dilanda Krisis
Berita Baru, Internasional – Masyarakat Lebanon akhirnya dapat kembali merasakan kegembiraan dari festival jalanan yang digelar selama beberapa pekan untuk merayakan Natal di pusat kota Beirut.
Kios-kios yang menjual aneka barang istimewa dalam balutan lampu-lampu hias kini tampak berpendar, sementara para seniman menampilkan pertunjukan untuk orang dewasa maupun anak-anak.
Festival yang berlangsung dari 2 hingga 26 Desember ini menggelar delapan konser dan 140 pertunjukan, dengan lebih dari 100 kios yang tersebar di beberapa jalan di distrik tersebut.
Masyarakat mengungkapkan kebahagiaan mereka dalam menghadiri perayaan di pusat kota Beirut itu, mereka menolak untuk menyerah pada masa-masa sulit.
“Terlepas dari situasi ekonomi yang sedang terjadi, rakyat Lebanon suka bergembira dan menciptakan kebahagiaan. Kami selalu merasa ingin keluar dari krisis ekonomi ini, lebih sering bertemu satu sama lain. Kami merasa bahwa Lebanon harus selalu bahagia,” kata salah satu warga setempat Mohammad Al Mawla, sebagaimana dilansir Xinhua News, Kamis (22/12/22).
“Terlepas dari sulitnya situasi ekonomi yang dialami rakyat Lebanon, kita dapat melihat bahwa ada kehidupan dan kebahagiaan di sini. Masyarakat bahagia. Mereka mencintai kehidupan, ” kata warga lainnya bernama Nizar Bou Diab.
Ia menambah bahwa masyarakat selalu berharap situasi dapat membaik dan masyarakat merasa lebih tenang secara finansial.
“Agar anda dapat melihat bahwa masyarakat Lebanon adalah masyarakat yang kreatif.”
Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai krisis menghantam ibu kota yang dahulu sejahtera itu.
Lebanon mengalami krisis ekonomi dan keuangan terburuk sejak 17 Oktober 2019, ketika demonstrasi skala nasional meletus sebagai bentuk protes terhadap kegagalan kebijakan yang menyebabkan hilangnya miliaran dolar dalam deposit bank.
Krisis ini semakin diperparah oleh COVID-19, yang menyebabkan peningkatan lebih lanjut dalam hal pengangguran dan kemiskinan, diikuti oleh ledakan pelabuhan Beirut, yang menewaskan lebih dari 200 orang dan menghancurkan sebagian besar kota itu.
Lebanon diperkirakan akan menerapkan reformasi untuk dapat membuka bantuan dari Dana Moneter Internasional yang akan menempatkan negara tersebut di jalur pemulihan.