Nasihat-Nasihat dalam Kepala | Puisi-Puisi Aris Rahman P. Putra
nasihat 1: jangan takut ditolak setelah nembak wanita yang kau cintai
kesedihan adalah sejenis sengatan lebah di pos ronda pukul dua pagi. tak terduga. seperti sebuah pesan singkat dari wanita yang tak ingin lagi kau kenali karena ia tak lagi kenal kau.
“empat belas jam lagi, aku tak akan mengenal lagi kamu. terlahir kembali menjadi ari-ari.”
dan begitulah kenangan, sebuah jembatan dengan konstruksi tak asal-asalan. sukar dirobohkan.
tapi cinta, di tubuhnya tak menyisakan ruang lagi untuk air mata, apalagi untuk seorang lelaki ceking sepertimu yang selalu berjalan dengan tergesa; membawa map berisi puisi dan beberapa materi pelajaran kimia.
maka satu-satunya jalan untuk merobohkan kenangan adalah bukan dengan merobohkan.
pacu mobilmu perlahan, buka jendela, dan acungkan pistolmu seperti seorang jagoan.
yakinlah, kesedihan akan ciut nyali menghadapi jagoan sepertimu.
(2017)
nasihat 3: berhentilah menulis puisi cengeng dan mulailah belajar menjadi bos mafia
kalau kau merasa kesal,
sebab pacarmu bikin kamu sebal
bikin kamu menunggu
sampai es batu
telah sepenuhnya cair
dan pelayan
telah mengambil gelasmu.
seperti berusaha mengusir.
matikan hapemu.
bicaralah empat mata,
penuh wibawa
seperti Vito Corleone
atau para bos mafia lainnya
“menunggumu adalah rindu.
yang membikin orgasme
tiga ditambah lima
kali dalam sehari.”
“dan aku lelaki tangguh,
yang kuat menahan berahi,
demi kamu, kasih.”
ketangguhan seorang lelaki
bisa kita lihat dari seberapa ia
sanggup menahan hasrat
orgasme selama tiga ditambah lima kali
dalam sehari
demi seorang wanita yang dicintai.
demi seorang wanita yang dicintai
meski lampu restoran telah mati
dan pelayan telah sibuk,
dengan akhir
dua belas jam kerja
sehari.
(2017)
nasihat 4: bertarunglah dengan lawan yang seimbang, bocah!
jika kau dipukul sebanyak satu kali, bocah,
maka pukul balik dia sebanyak dua kali.
jika kau dipukul sebanyak dua kali, bocah,
maka pukul balik dia sebanyak tiga kali.
jika kau dipukul sebanyak tiga kali, bocah,
maka pukul balik dia sebanyak lima kali.
jika kau dipukul sebanyak lima kali, bocah,
maka pukul balik dia sebanyak delapan kali.
jika kau dipukul sebanyak delapan kali, bocah,
maka pukul balik dia sebanyak tigabelas kali.
jika kau ditendang sebanyak tigabelas kali, bocah,
jangan hanya kautendang dia sebanyak delapan kali.
jika kau ditendang sebanyak delapan kali, bocah,
jangan hanya kautendang dia sebanyak lima kali.
jika kau ditendang sebanyak lima kali, bocah,
jangan hanya kautendang dia sebanyak tiga kali.
jika kau ditendang sebanyak tiga kali, bocah,
jangan hanya kautendang dia sebanyak dua kali.
jika kau ditendang sebanyak dua kali, bocah,
jangan hanya kautendang dia sebanyak satu kali.
persetan soal baik hati atau memaafkan, bocah.
dunia adalah sebuah ring tinju yang tak mengenal jeda istirahat dan kau tak akan lihat seorang wanita berpaha mulus masuk ke dalam ring. tak ada seseorang yang memijit kepalamu. tak ada seseorang yang akan menyeka keringatmu.
menyadari hal itu, maka lekas berdirilah seperti seorang petarung sejati, kepalkan tanganmu, dan hajar lawanmu sampai ia mati, sampai tak ada lagi lawan yang tersisa lagi melainkan kau sendiri.
dan kau merasa sepi.
dan kau merasa perlu untuk
menghajar sekali lagi
dan kau menghajar dirimu sendiri,
sampai mati.
(2017)
nasihat 5: jadi kiri tanpa jadi kere, jadi kanan tanpa jadi keram
gue akan bisikin gagasan revolusi di telinga lu, Bocah. gagasan yang maksa lu lepas kolor dan nebar urin di setiap sudut arsitektur kebiadaban hidup kaum urban. gagasan yang ngajarin lu, bahwa pamong praja bukanlah lawan yang sepadan untuk diajak kelahi dengan tangan kosong.
keberanian sejati gak pernah mampir dalam diri orang berotak kopong.
larilah, nyisir trotoar jalan yang ramai tapi sepi. lihatlah orang-orang yang jalannya lurus aja kayak kecerdasan buatan yang gak bisa improvisasi. yang gak tahu apa itu arti dari arti. sampai mereka kepentok gang buntu, males nyari jalan memutar, meledakkan tembok triplek dan diri sendiri
mendayunglah, nyisir kali, sampai lu ketemu bekas kondom, sempak bolong, dan tulisan-tulisan sedih penuh omong kosong. orang-orang suka memakai jeans mahal buat nutupin dengkulnya yang kopong. pikiran mereka adalah tong yang menyembunyikan kasih dan gemar menampung berita bohong.
bersepadalah, keliling kampung pemulung di pinggir kota, rumah mereka sejuk bukan karena punya pendingin udara, tapi karena setiap orang saling ngobrol dengan mulut, hidung, mata, telinga, tangan, kaki–kesadaran sepenuhnya.
bahasa mereka adalah bahasa lugu yang dibenci intelektual bias kelas sok pinter. kehidupan mereka adalah damai yang mesti diratain pakai undang-undang dan bulldozer.
dan bisikin ini kepada cewek lu Bocah: letak kebahagiaan ada pada pikiran dan bukan pada deret papan iklan.
sekarang juga, asah parang lu, dan bikinlah tikungan yang mengelabui kode captcha dan perangkat kebahagiaan buatan lainnya.
(2017)
nasihat 6: menjadi berani, menjadi abadi
berdirilah dengan tegak
dan bikin lututmu
jadi sekokoh
tiang-tiang-
pusat perbelanjaan.
kepalkan tanganmu,
pasang kuda-kuda yang kuat,
dan hantam segala macam
penindasan yang ada di sekitarmu.
hantam sampai wajahnya lebam,
sampai hidungnya melesak ke dalam.
hantamlah wajahnya,
sampai tak kau kenali lagi,
sampai orang-orang
merasa asing dengannya
dan ingat lagi dengan jati diri.
hantamlah!
meski di kemudian hari
orang-orang melupakanmu,
dan sekumpulan budak penguasa
berseragam kacang ijo
merobohkan rumah triplekmu,
memaksa istrimu yang
sedang hamil delapan bulan,
yang usianya baru tujuh belas
— tinggal di emperan warung
belakang jalan
menuju Plaza Surabaya.
hantamlah!
meski di kemudian hari
mereka datang
dengan jumlah seribu orang
dan menyerbumu,
menyepakmu,
mendaratkan sejuta bogem mentah
di rahang dan perutmu
sampai-sampai gigimu patah semua
dan kau tak lagi merasakan bahwa kau
masih punya usus duabelas jari.
tetap berdiri dan yakinlah,
bahwa segala kisah hidupmu
telah dicatat dengan tekun
oleh keberanianmu sendiri
dan apa-apa yang kau perbuat
akan dikenang lebih lama
ketimbang nyanyian yang
kerap disetel di diskotik
pukul duabelas malam.
(2017)
Aris Rahman P. Putra. Sedang bekerja di Jakarta. Buku pertamanya adalah kumpulan cerpen Riwayat Hidup Sebuah Pistol di Kawasan Mulholland Drive (2019) diterbitkan oleh Penerbit Basabasi dan menulis cerita bersambung Sluman, Slumun, Slamet (2022) di kumparanplus.