Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pekerja Seks Thailand
(Foto: RIA Novosti . Vitaly Ankov)

Nasib Naas Pekerja Seks Thailand di Tengah Krisis COVID-19



Namun ia melanjutkan dengan menyesali situasi. “Tetapi ketika bar-bar itu tutup, penghasilan saya juga berhenti. Kami melakukan ini karena kami miskin. Jika kami tidak dapat membayar hotel kami, mereka akan mengusir kami,” sesal Alice dengan menekankan bahwa mereka lebih takut tidak makan apa-apa dari pada virus korona.

Jika perlu, pemerintah Thailand bahkan mengatakan siap akan memberlakukan jam malam selama 24 jam untuk mengendalikan penyebaran virus korona. Menurut angka resmi, Thailand terdapat lebih dari 2.000 orang positif COVID-19 dan 20 orang meninggal duni.

Pihak berwenang telah berjanji untuk membantu mereka yang harus meninggalkan pekerjaan mereka selama krisis besar ini. Thailand telah menyiapkan skema darurat dengan memberikan bantuan 5.000 Baht (USD150) kepada para pengangguran baru yang putus kerja selama tiga bulan ke depan karena pandemi virus korona.

Namun kekhawatiran muncul bagi para pekerja seks tidak masuk dalam kategori tersebut mengingat mereka tidak dapat membuktikan pekerjaan formal. Sebagai catatan, industri seks di Thailand statusnya ilegal, namun diterima secara umum.

The Empower Foundation, sebuah kelompok advokasi untuk pekerja seks di Thailand, berargumen dalam surat terbuka kepada pemerintah bahwa wanita adalah yang paling menderita dalam situasi seperti ini, karena banyak dari mereka adalah para ibu dan tulang punggug keluarga mereka.

Sembari menguraikan kesengsaraan pekerja, The Empower Foundation meminta pihak berwenang agar “menemukan cara untuk memberikan bantuan kepada semua pekerja yang telah kehilangan penghasilan mereka.”

Industri seks, seperti juga sektor industri layanan lainnya, secara alami juga telah terdampak oleh krisis yang disebabkan oleh pandemi virus korona. Banyak para pekerja seks tersebut beralih pada layanan dalam bentuk pertunjukan webcam dan layanan seks telepon (Video Call) di tengah rekomendasi pemerintah dan WHO untuk menghindari kontak fisik dan tetap menjaga kebersihan.


SumberSputnik News