Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Nadiem Makarim
Mendikbud Nadiem Makarim saat memberikan sambutan dalam gelaran Jateng EduFest 2021 yang diselenggarakan Wahid Foundation.

Nadiem Sebut Lingkungan yang Toleran Bantu Bangun Karakter Peserta Didik



Berita Baru, Jakarta – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menyebutkan bahwa lingkungan yang toleran dapat membantu membangun karakter dari para peserta didik. 

Hal itu disampaikan Nadiem dalam acara Jateng Edufest 2021 untuk peringati Hari Kartini yang diselenggarakan oleh Wahid Foundation dengan jargon Urip Rukun Jateng Gayeng pada Rabu, 21 April 2021. 

“Pembangunan karakter peserta didik hanya dapat berjalan secara efektif jika didukung dalam lingkungan yang toleran, merdeka dari pemaksaan dan diskriminasi,” kata Nadiem dikutip kanal YouTube Wahid Foundation, Rabu (21/4).

Nadiem mengungkapkan, kolaborasi antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Agama dalam penyusunan dan pengesahan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri tentang penggunaan seragam dan atribut merupakan upaya lanjutan pemerintah dalam memberantas kasus intoleransi di lingkungan pendidikan. 

Nadiem mengatakan, SKB tersebut menguatkan kembali ketentuan dalam Peraturan Mendikbud (Permendikbud) Nomor 45 Tahun 2014 tentang Pakaian Seragam Sekolah bagi Peserta Didik jenjang pendidikan dasar menengah, yang bertujuan menanamkan dan menumbuhkan rasa nasionalisme kebersamaan, serta memperkuat persaudaraan.

“Di samping itu, Kemendikbud berupaya meningkatkan kualitas pelayanan dari unit layanan terpadu yang bertugas menerima dan menampung laporan dari masyarakat jika terjadi kasus tiga dosa besar tersebut di lingkungan pendidikan,” ujar Nadiem.

Tiga dosa besar dalam konteks pendidikan yang Nadiem maksud adalah intoleransi, perundungan, dan kekerasan seksual. Ia mengaku tiga dosa besar tersebut menjadi perhatian khusus bagi Kemendikbud.  

Lebih lanjut, Nadiem mengapresiasi Wahid Foundation yang telah mengembangkan program Sekolah Damai di empat provinsi di Indonesia, termasuk Jawa Tengah sejak tahun 2017. 

“Impian kita untuk menjadi negara yang toleran untuk menghapuskan intoleransi tidak mungkin terjadi kalau hanya pemerintah yang bergerak. Ini membutuhkan bantuan massal dari masyarakat,” pungkas Nadiem.