Motif Transenden, Inovasi Sarung Batik Melawan Pakem
Berita Baru, Entertainment – Brand sarung batik dari Kota Pekalongan bernama Sarung Kanjeng muncul ke pasar perbatikan Indonesia dengan semangat melawan ‘pakem’. Istilah yang selama ini berkaitan dengan standar motif batik yang terus diwariskan sepanjang generasi.
Sarung batik merupakan salah satu bentuk olahan kain batik yang dibuat dengan teknik cap. Selama ini motif pakem menjadikan kain atau sarung batik identik sebagai produk tradisi.
Akan tetapi, demi mengangkat keistimewaannya sarung batik harus mampu merespons perkembangan tren desain. Sarung Kanjeng berangkat dengan gagasan tersebut.
Brand sarung yang dikelola oleh anak-anak muda ini berupaya menampilkan desain-desain unik. Tidak hanya itu, sebuah desain pun harus mampu menyajikan nilai tertentu.
Dalam rangka menciptakan desain yang non-konvensional serta mengandung nilai, Sarung Kanjeng yang telah berdiri dari tahun 2019 awal menggandeng kreator-kreator untuk kolaborasi desain.
Salah satunya adalah Sarah Monica.
Melalui wawacara telepon, Sarah Monica yang sedang menempuh studi di Pascasarjana Antropologi Universitas Indonesia menceritakan filosofi dari salah satu desain hasil kolaborasinya.
“Desain pertama hasil kolaborasi saya dengan Sarung Kanjeng adalah ‘Transenden’. Saya buat di pertengahan 2020 sebagai respons saya terhadap situasi pandemi Corona yang meluluhlantakan semua segi kehidupan kita,” ungkap Sarah (24/04).
Sebagaimana karya seni, sebuah desain atau motif batik merupakan hasil kontemplasi dari penciptanya dalam memaknai suatu pengalaman hidup tertentu.
Sarah Monica menuliskan renungannya yang menjadi kandungan filosofis dari karya ‘Transenden’:
“Dibandingkan makhluk Tuhan lainnya
manusia dianugerahi karunia akal, rasa, dan kehendak
ketiganya harus berjalin dalam keseimbangan
demi mencapai hakikat tertinggi sebagai manusia.
Transenden,
adalah kondisi seimbang antara akal-rasa-kehendak
level ketenangan melalui penyerahan diri
berupaya melampaui batasan-batasan manusiawi
karena nafsu keinginan tak terkendali.
Berniatlah dengan kemurnian
melangkahlah dengan penuh kesadaran
dan biarkan semesta mengajarkanmu ketundukan
itulah dirimu yang bertransenden.”
“Melalui motif Transenden, saya ingin menyampaikan bahwa apapun rencana manusia pada akhirnya semua akan tunduk pada rencana Tuhan. Ya contohnya wabah Corona ini,” tegas Sarah.