Militer China Melabeli AS Sebagai ‘Perusak Perdamaian Dunia’
Berita Baru, Internasional – Kementerian Pertahanan China mengecam laporan yang dirilis Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) berisi tentang ambisi militer Negeri Tirai Bambu. Dilansir Sputnik News, dalam laporan itu disebutkan tujuan militer China dapat memiliki implikasi serius, tak hanya bagi kepentingan nasional Washington, tapi juga keamanan internasional.
Sontak laporan tersebut kemudian ditanggapi oleh Juru Bicara Kementerian Pertahanan China, Kolonel Wu Qian. Ia meminta agar AS berhenti membuat pernyataan palsu dan objektif serta rasional dalam melihat pertahanan nasional dan konstruksi militer China.
“Kami menyerukan AS untuk melihat pertahanan nasional dan konstruksi militer China secara objektif dan rasional, berhenti membuat pernyataan palsu dan laporan terkait, dan mengambil tindakan nyata untuk menjaga perkembangan yang sehat dari hubungan militer bilateral.”
“Bukti bertahun-tahun menunjukkan bahwa AS-lah yang menjadi pusat kerusuhan regional, pelanggar tatanan internasional dan perusak perdamaian dunia,” tegas Kolonel Wu Qian, juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Republik Rakyat China, pada Minggu (13/9), seperti dilansir Associated Press.
Kolonel Wu menyatakan bahwa kehadiran dan tindakan militer AS di Irak, Suriah, dan Libya telah menyebabkan lebih dari 800.000 kematian dan menyebabkan jutaan orang mengungsi.
“Daripada merefleksikan dirinya sendiri, AS mengeluarkan apa yang disebut laporan yang membuat komentar palsu tentang pertahanan normal dan konstruksi militer China,” katanya.
Laporan Kekuatan Militer China 2020 dari Pentagon, yang dikirim ke Kongres AS awal bulan ini, mengklaim “yang pasti adalah bahwa PKT (Partai Komunis China) memiliki tujuan strategis yang sedang diupayakannya, yang jika tercapai dan modernisasi militer yang menyertainya dibiarkan tidak tertangani, akan berdampak serius bagi kepentingan nasional AS dan keamanan tatanan berbasis aturan internasional.”
Wu mengecam laporan tersebut dan menyebutnya sebagai “distorsi ceroboh” dari niat China, serta hubungan Tentara Pembebasan Rakyat dengan publik China.
Sementara itu, sebuah pernyataan menarik juga keluar dari Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, kepada pembawa acara Fox Business Lou Dobbs bahwa analogi Perang Dingin memiliki relevansi terkait dengan hubungan AS-China, tetapi tantangan yang ditimbulkan oleh negara dengan 1,4 miliar orang lebih merupakan tantangan ekonomi.
Direktur Biro Investigasi Federal, Christopher Wray, menyatakan pada bulan Juli bahwa “ancaman jangka panjang terbesar bagi informasi dan kekayaan intelektual bangsa kita, dan bagi vitalitas ekonomi kita, adalah kontra intelijen dan ancaman spionase ekonomi dari China”.