Meski Sudah Vaksin, Risiko Infeksi “Terobosan” COVID-19 Tetap Tinggi
Berita Baru, Inovasi – Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa meski vaksin COVID-19 sangat efektif dalam melindungi terhadap gejala penyakit yang serius, tetapi tidak melindungi terhadap infeksi trobosan COVID-19 termasuk “COVID panjang“.
Selama enam bulan, para peneliti melacak 9.479 individu yang divaksinasi, mereka yang didiagnosis COVID-19 dan jumlah pasien yang terinfeksi yang belum divaksinasi hampir sama.
Menurut penelitian tersebut, jika dibandingkan dengan pasien yang tidak divaksinasi, orang-orang dengan apa yang disebut infeksi terobosan memang “memiliki risiko jauh lebih rendah mengalami komplikasi parah COVID-19”.
“Oleh karena itu, pasien biasanya tidak membutuhkan perawatan di unit perawatan intensif, bantuan pernapasan, atau mengalami pembekuan darah di kaki atau paru-paru mereka,” kata Maxime Taquet dari Universitas Oxford, dikutip dari Reuters, Sabtu (27/11/21).
Akan tetapi menurut penelitian yang dimuat medRxiv tersebut, mengungkapkan bahwa mereka menemukan komplikasi lain dari virus, termasuk sindrom gejala berkepanjangan yang dikenal sebagai COVID panjang, terjadi pada tingkat yang sama terlepas dari status vaksinasi.
“Pada orang di atas usia 60 tahun dengan infeksi terobosan, vaksin yang dilindungi terhadap komplikasi COVID-19 hanya lemah atau tidak sama sekali,” kata Taquet.
“Vaksin masih merupakan cara terbaik untuk mencegah komplikasi COVID-19 (termasuk COVID-19 yang berkepanjangan) karena vaksin mencegah infeksi sejak awal,” kata Taquet.
“Namun, temuan ini menunjukkan bahwa mereka yang terinfeksi meskipun telah divaksinasi harus tetap waspada terhadap potensi komplikasi penyakit mereka.”