Menteri Energi Israel Mengatakan Proyek Pipa Minyak Dengan UEA Harus Dibatalkan
Berita Baru, Jerussalem – Menteri Energi Israel mengatakan proyek pipa minyak dengan UEA harus dibatalkan karena karena terlalu banyak risiko lingkungan.
Proyek pipa minyak yang didasarkan pada kesepakatan dengan UEA untuk mengangkut minyak dari Teluk ke Eropa melalui Israel itu juga merupaka salah satu upaya untuk normalisasi hubungan antara Israel dan UEA tahun lalu.
Namun, proyek itu terancam batal saat oposisi dari Menteri Energi Israel, Karine Elharrar pada hari Selasa (16/11) menagatakan proyek itu menimbulkan keraguan apakah pemerintah Israel akan menyetujui kesepakatan itu.
“Saya menelepon untuk membatalkan perjanjian EAPC. Ini menimbulkan banyak risiko bagi Teluk Eilat, bagi penduduk, dan itu tidak menguntungkan pasar energi Israel,” kata Elharrar dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Al Jazeera.
Kesepakatan itu ditandatangani antara Perusahaan Pipa Eropa-Asia (EAPC) milik negara Israel dan MED-RED Land Bridge, sebuah perusahaan dengan pemilik Emirat dan Israel.
Dasar ide dari proyek itu adalah untuk mempercepat pengiriman minyak, agar minyak diturunkan dari kapal tanker di pelabuhan Laut Merah Eilat dan kemudian ditransfer melintasi Israel melalui pipa yang ada ke pantai Mediterania.
Perusahaan yang terlibat mengatakan jembatan darat ini adalah rute terpendek, paling efisien dan hemat biaya untuk mengangkut minyak dari Teluk ke Barat.
Tetapi kelompok-kelompok lingkungan, yang telah mengajukan petisi ke Mahkamah Agung Israel untuk membekukan kesepakatan itu, mengatakan masuknya kapal tanker dan minyak mentah adalah risiko ekologis yang sangat besar.
Dia mengatakan para pejabat UEA mengatakan kepadanya bahwa kesepakatan itu harus dilihat sebagai kesepakatan antara perusahaan swasta dan bahwa membatalkannya “tidak diharapkan berdampak pada hubungan antar negara”.
EAPC mengatakan bisnis baru ini adalah bagian dari operasi rutinnya dan memenuhi standar internasional yang paling ketat. Ia juga mengatakan kesepakatan itu memiliki manfaat geopolitik.