Menolak untuk Dideportasi, Belarusia Tahan Maria Kolesnikova
Berita Baru, Internasional – Otoritas Belarusia mendakwa Maria Kolesnikova, tokoh oposisi Belarusia dengan tuduhan telah merusak keamanan nasional. Seperti dilansir dari Sputnik News, berdasarkan pengumuman yang disampaikan oleh omite investigasi, Kolesnikova harus menerima hukuman sedikitnya lima tahun penjara.
Meski telah kehilangan legitimasi olleh sebagian besar penduduk dengan munculnya berbagai ledakan aksi di seluruh Belarusia, Presiden Alexander Lukashenko tetap mendapat dukungan dari lembaga penegak hokum setempat.
Kolesnikova (38), adalah seorang musisi yang menjadi korban penculikan akibat aksi penolakan terhadap Presiden Alexander Lukashenko yang terjadi dalam sebulan terakhir. Dia adalah satu dari tujuh orang dewan koordinasi aksi yang dipenjara dan dideportasi paksa.
Sebelumnya, minggu lalu Kolesnikova telah menolak upaya deportasi dirinya oleh agen keamanan Lukashenko. Ia memberontak untuk dibawa ke pengasingan dengan merobek paspor miliknya. Saat ini, dia berada dalam tahanan polisi.
Saat berorasi di depan para pejabat tinggi pada hari Rabu (16/9), Lukashenko mengatakan bahwa dia tidak akan mundur. “Kami sudah mendapatkan suara dan mendapatkan hasilnya,” katanya. “Saatnya berhenti mengguncang masyarakat.” Dia telah berjanji untuk mempertimbangkan reformasi konstitusi, tetapi politisi oposisi mengatakan ini mungkin hanya hiasan jendela.
Sementara itu, pihak Lukashenko bersama direktur agen mata-mataluar negeri Rusia, Surgey Naryshkin menuduh AS mendukung gelombang aksi yang terjadi di Belarusia. Dia juga mengklaim bahwa agensinya memiliki informasi bahwa AS telah mendanai oposisi Belarusia dan mendorong protes di negara itu.
Pada hari Senin, Lukashenko melakukan perjalanan ke kediaman Putin di Laut Hitam di Sochi untuk melakukan pembicaraan, dan pergi dengan ungkapan dukungan dan pinjaman $ 1,5 miliar. Pada hari Rabu, menteri pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, berada di Minsk, dalam pertemuan itu Lukashenko bahwa dia telah meminta “beberapa jenis senjata baru” kepada Putin. Namun klaim tersebut segera dibantah oleh juru bicara Putin Dmitry Peskov, yang mengatakan bahwa masalah tersebut belum diangkat pada pertemuan tersebut.
Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, memperingatkan Putin bahwa dukungan tanpa syarat untuk Lukashenko kemungkinan besar akan mengasingkan rakyat Belarusia, yang memiliki hubungan sejarah erat dengan Rusia. Sementara tema geopolitik belum menjadi bagian dari gerakan protes.
Maas berkata: “Dengan dukungan tanpa syarat untuk Lukashenko sejauh ini dan pengerahan pengaruh hibrida, Moskow pasti akan kehilangan simpati orang-orang di Belarus.”