Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Menkeu Ingatkan Dampak Lesunya Ekonomi China dan Ancaman Perubahan Iklim

Menkeu Ingatkan Dampak Lesunya Ekonomi China dan Ancaman Perubahan Iklim



Berita Baru, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani memperingatkan tentang kemungkinan lesunya ekonomi China dan dampak perubahan iklim yang dapat merambat ke Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2024 diperkirakan akan stagnan pada angka sekitar 3 persen, dibandingkan dengan proyeksi tahun ini.

“Pada tahun 2024, berbagai risiko global yang signifikan harus diantisipasi dan diwaspadai karena akan mempengaruhi kinerja ekonomi nasional. Risiko ini mencakup meningkatnya fragmentasi geopolitik, melemahnya ekonomi China, inflasi yang relatif tinggi disertai suku bunga dan likuiditas yang ketat, serta ancaman perubahan iklim yang semakin besar,” jelas Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna ke-4 DPR RI, Selasa (29/8/2023).

Menghadapi risiko-risiko tersebut, Menteri Sri Mulyani menekankan pentingnya koordinasi antara Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) dalam menangani dampak global. Dalam konteks menjaga tingkat inflasi, pemerintah akan memperkuat pasokan pangan dan mempertahankan stabilitas harga-harga.

“Saat ini, Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) berperan penting dalam menjaga harga-harga di pasar. Pemerintah juga berupaya mengantisipasi potensi dampak perubahan iklim terhadap ketersediaan bahan pangan,” tambahnya.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo juga telah menyoroti kondisi ekonomi China yang mengkhawatirkan. Terkait kondisi ini, ia mencatat dampak dari krisis dua perusahaan properti raksasa China, yakni Evergrande dan Country Garden, yang memiliki potensi mempengaruhi perekonomian negara tersebut secara keseluruhan.

“Kita tahu di China banyak perusahaan properti besar yang mengalami kesulitan, dan total utang mereka bahkan melebihi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita. Utang mereka mencapai angka Rp4.400 triliun. Hal ini perlu diwaspadai,” ujar Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi juga mengingatkan pentingnya manajemen yang baik dalam menghadapi situasi ekonomi ini. Ia menekankan perlunya mengendalikan pertumbuhan sektor properti dan memastikan bahwa manajemen yang efektif dilakukan dalam pengelolaan ekonomi negara.