Menhan Iran: Kehadiran Negara-negara Transregional Menyebabkan Ketidakamanan dan Perpecahan
Berita Baru, Internasional – Kehadiran negara-negara transregional di wilayah mana pun di dunia ini telah menyebabkan ketidakamanan dan perpecahan, lapor Kantor Berita Pelajar Iran mengutip menteri pertahanan Iran pada Minggu (26/2).
Kehadiran seperti itu di Asia Barat tidak pernah dimaksudkan untuk mendukung hak asasi manusia, mempromosikan demokrasi, atau membantu orang-orang di kawasan itu, tetapi untuk memastikan aliran energi dan keamanan Israel, kata Mohammadreza Ashtiani dalam pertemuannya dengan Thabet Muhammad Saeed al-Abbasi di Teheran pada hari Sabtu.
“Negara-negara transregional menyebabkan ‘krisis buatan’ di kawasan itu dan memanfaatkan perbedaan dan konflik di antara negara-negara Muslim untuk mencapai tujuan ini,” kata Ashtiani.
Mengenai hubungan bilateral, Ashtiani mengatakan bahwa musuh berusaha merusak persatuan dan solidaritas antara Iran dan Irak dan menyerukan peningkatan kewaspadaan dalam menghadapi konspirasi permusuhan semacam itu.
Seperti dilansir dari Xinhua News, Iran mendukung persatuan dan integritas teritorial Irak dan berusaha membantu Irak dalam menjaga stabilitas dan keamanannya, kata Ashtiani.
Kehadiran kelompok teroris dan sel tersembunyi tapi aktif di Irak, khususnya di provinsi Irak dekat perbatasan bersama, dikutip oleh menteri Iran sebagai potensi ancaman yang terus-menerus terhadap keamanan nasional mereka.
Dia menyoroti perlunya peningkatan koordinasi militer, intelijen, dan keamanan serta kerja sama antara Teheran dan Baghdad dalam menghadapi ancaman bersama.
Sambil mencerca AS karena melakukan kejahatan keji berupa pembunuhan atas komandan Iran Qassem Soleimani dan wakil komandan pasukan paramiliter Irak Hashd Shaabi Abu Mahdi al-Muhandis, menteri Iran mengatakan pengejaran hukum terhadap para pelaku dalam kasus tersebut masih dalam agenda Iran.
Pada 3 Januari 2020, militer AS membunuh kedua komandan tersebut dalam serangan pesawat tak berawak di dekat Bandara Internasional Baghdad di Irak. Pembunuhan itu dikutuk oleh Iran sebagai tindakan “terorisme negara.”