Mengenali Ciri-ciri Psikopat dari Karakter Kurozumi Kanjuro
Berita Baru, Manga – Salah satu tokoh samurai dalam serial One Piece, Kurozumi Kanjuro, digambarkan sebagai sosok psikopat. Salah satu tipikal kepribadian yang merugikan orang lain dan harus dihindari.
Kanjuro berasal dari klan Kurozumi, musuh dari klan penguasa Kozuki. Saat Kozuki Suzuki berkuasa, salah satu klan Kurozumi berkhianat dan membuat klan Kurozumi dibumihanguskan. Orang tua Kanjuro adalah salah satu diantara klan Kurozumi yang dibantai klan Kozuki. Mereka dibantai di panggung teater saat keduanya sedang memainkan peran. Ia, yang saat itu masih anak-anak menyaksikan pembantaian orang tuanya dengan mata kepalanya sendiri.
Peristiwa pembantaian orang tuanya membuat jiwa Kanjuro terguncang. Ia tak bisa berfikir apapun, tak memiliki tujuan hidup, dan mencari mati.
Suatu hari, ia bertemu dengan salah satu klan Kurozumi yang mengalami nasib serupa bernama Orochi. Ia kemudian mengajak Kanjuro kerjasama dengan memainkan peran sebagai pengikut setia Kazuki Oden. Atas nama balas dendam, dan kesenangannya dalam memainkan peran, ia pun menyepakatinya.
Ia sangat mencintai perannya sebagai pengikut setia Oden. Ia bahkan tak memiliki tujuan hidup, yang ia fikirkan adalah bagaimana tidak ketahuan dalam menyamar. Atas nama solidaritas sebagai sesama klan Kurozumi, ia dengan sukarela memberikan semua informasi terkait pergerakan keluarga Kozuki kepada Orochi.
Ia sangat bagus dalam memainkan perannya. Saking cintanya terhadap seni peran, ia bahkan tak takut mati ketika ia hampir hampir dieksekusi oleh Orochi dan Kaido. Ia seperti pengakuannya, mencari kematian.
Sikap berkhianatnya membuat pasukan Oden terkalahkan atas pertarungannya melawan Kaido. Ia pula yang membocorkan seluruh pergerakan Momonosuke dan aliansinya sehingga sempat membuat mereka kocar-kacir. Informasi yang bocor sampai ke tangan Orochi membuat Akazaya curiga bahwa ada pengkhianat diantara mereka.
Hingga malam penyerangan ke Pulau Onigashima tiba, Kinemon mencoba menjebak pengkhianat tersebut hingga ia mengaku sendiri. Kanjuro pun mengakui setiap hal yang pernah ia lakukan.
“Saya bisa mengeluarkan air mata tetapi saya tak bisa bersedih” ungkap dia mengingat masa-masa duka bersama.
Baginya, tak ada yang lebih duka selain menyaksikan pembantaian kedua orang tuanya dengan mata sendiri. Tak ada tujuan dan kehendak selain bersenang-senang dalam memainkan peran. Dan kematian bahkan bukan sesuatu yang ia takutkan.
Bahkan ketika ia bertarung dengan Kiku, sahabatnya, ia masih bisa memanipulasi sehingga Kiku sempat ragu untuk membunuhnya. Dan saat ia sekarat, ia bahagia bahwa pada akhirnya Kiku membunuhnya. Namun ternyata, ia masih hidup sampai episode 114.
Kanjuro tak bisa diprediksi, sangat manipulatif dan tak memiliki empati seperti umumnya para psikopat.