Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Meneropong Masa Depan Air

Meneropong Masa Depan Air



Pernahkah kita berfikir seberapa besar kebutuhan hidup atas air bersih setiap harinya? Air menjadi kebutuhan yang sangat pokok dalam kehidupan sehari-hari. Selepas bangun tidur dan sebelum tidur, air yang selalu kita cari. Setelahnya, air pula yang kita gunakan mandi, mencuci, dan memasak.

Sudahlah jelas, kita tidak akan pernah bisa hidup tanpa air. Kandungan dalam tubuh kita juga didominasi unsur air, dan tubuh kita juga banyak membutuhkan asupan air. Oleh karenanya, sudah seharusnya air menjadi sesuatu yang diperhatikan masa depannya.

Pada peringatan hari air dunia ini mari kita refleksikan bersama masa depan air di dunia ini, air di negeri ini, atau pada sekup yang lebih kecil, air di desa di mana Anda tinggal. Tahun ini PBB mengambil tema Arti Air bagi Manusia. Seberapa besar air memberikan arti, guna, dan manfaat bagi umat manusia. Seberapa besar arti air untuk keberlangsungan makhluk hidup di sekitar kita.

Air menjadi unsur abiotik yang sangat penting pada siklus kehidupan makhluk. Kandungan hidrogen dan oksigen di dalamnya adalah nyawa untuk semua. Dari sanalah kita diajak untuk memberi arti seberapa besar nilai air itu dan seberapa besar penghormatan kita pada air.

Sebelum air dikapitalisasi oleh perusahaan atau negara, nenek moyang kita dengan mudah dan murah memperoleh air, air yang layak bagi kehidupannya. Misalnya, dengan membuat sumur mereka memperoleh air bersih yang layak untuk digunakan. Berikutnya air bersih itu dimasak untuk mendapatkan air yang layak minum- memasaknya dengan bekal api yang didapatkannya dari kayu-kayu di hutan.

Ada rantai kehidupan dan pelestarian air di sana. Bayangkan saja, air itu akan memiliki kualitas yang baik jika air itu bersumber dari tanah yang subur. Tanah yang subur membutuhkan pepohonan yang subur. Pepohonan yang rindang dan banyak akan menghasilkan kayu, di mana tanpa menebangnya kita akan mendapatkan guguran ranting yang kering. 

Modalnya adalah keuletan merawat alam di sekitarnya. Sedangkan saat ini, untuk mendapatkan air bersih di beberapa daerah masih mengalami kesulita. Ada yang membelinya dengan harga yang lumayan. Terlebih air yang layak dikonsumsi, kita sedang dihadapkan dengan air kemasan, tentunya kita bisa mendapatkannya dengan membelinya. Kemudian kemasan plastiknya kita buang ke sungai atau laut yang mengakibatkan pencemaran pada air atau tanah.

Perilakuan kita terhadap air itulah yang perlu menjadi refleksi bersama. Terlebih sebagaimana yang dilansir dari Mongabay, Matthew Burton, Direktur Kantor Lingkungan Hidup USAID Indonesia telah memaparkan kondisi terkini air di Indonesia. Di Indonesia, katanya, 89% rumah tangga yang memiliki akses air layak, namun baru 6,9% sumber air itu aman untuk konsumsi. 

Data Bappenas, kepemilikan akses berdasarkan sumber air minum utama di Indonesia: air minum dalam kemasan (AMDK) dan air isi ulang 39%, sumber air minum tidak layak 7%, air hujan 2%, mata air terlindungi 8%, sumur terlindungi 15%, sumur bor/pompa 19%, dan pipa (ledeng) 10%.

“Akhir ini, kejadian mengejutkan terjadi di surabaya dan di Kalimantan Utara. Sebuah fenomena pencemaran air di Sungai Tambak Wedi dan Sungai Malinau. Ikan-ikan sungai mati. Air keruh. Kolam limbah perusahaan batubara yang beroperasi di hulu ada yang jebol dan air limbah mengalir ke sungai.Kasus air berbusa di Sungai Tambak Wedi maupun Sungai Malinau ini memperlihatkan sungai di Indonesia, dalam kondisi tercemar. Padahal, sungai-sungai masih jadi tumpuan warga untuk keperluan air sehari-hari, termasuk juga jadi sumber bahan baku ‘air bersih’ PDAM,” dilansir dari Mongabay.

Ironi memang, air sungai sudah banyak tercemar dengan limbah rumah tangga atau pun limbah perusahaan. Bebrapa alternaatif perlikuan konsumsi kita terhadap air adalah dengan membeli air isi ulang. Kondisi air semakin krisis, tetapi kesadaran kita belum juga kritis terhadap kondisi air.

Pencemaran air mengakibatkan banyak penyakit, mulai dari yang paling ringan hingga berat. Air yang terdampak limbah jikalau dikonsumsi akan mengakibatkan gangguan pencernaan hingga kanker pada tubuh jikalau terkena pencemaran bahan beracun berbahaya. Kondisi air di sekitar kita perlu untuk ditinjau ulang.

Krisis di hari ini menjadi penanda krisis-krisis berikutnya jika kita tidak mau berbenah. Masa depan air ditentukan oleh perilaku kita terhadap air, perilaku kita terhadap lingkungan. Hal itu bisa diatasai dengan membangun kesadaran diri, kesadaran kolektif, dan kesadaran kebijakan publik. Dengan kesadaran itu akan memicu tindakan-tindakan positif untuk merawat air kita.

Semua orang bisa memberikan arti atau nilai terhadap air dengan banyak cara. Beberapa cara secara personal hingga basis kebijakan di antaranya adalah; menghindari membeli air kemasan plastik, mengurangi penggunaan limbah detergen, mengkampanyekan cinta lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, menanam pohon, dan pembuatan kebijakan publik yang sensitif lingkungan.

Hari air dunia ini adalah hari kehidupan untuk semua makhluk. Hari yang harus kita rayakan setiap hari. Di mana semua orang bisa dengan sadar, niat baik, dan memulai melakukan berbagai tindakan untuk pelestarian air dan lingkungan secara lebih luas.

Penulis: Miftahul Fahmi (penulis lepas tinggal di Sidoarjo)

Sumber gambar: phiradio