Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Menengok Budaya Megengan di Jombang, Aktivitas Tiap Tahun Jelang Bulan Ramadhan
Megengan di salah satu Desa di Jombang.

Menengok Budaya Megengan di Jombang, Aktivitas Tiap Tahun Jelang Bulan Ramadhan



Berita Baru, Jombang – Menyambut bulan Ramadhan, berbagai aktifitas pasti dilakukan. Salah satunya adalah Megengan, sebuah budaya yang rutin dilakukan setiap tahu

Budaya Megengan, biasanya dilakukan dengan ziarah ke makam, tahlilan, dan doa bersama untuk para leluhur. Seperti yang dilakukan di Desa Kepuhdoko, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang. Desa ini rutin menggelar doa bersama di balai desa setiap jelang bulan Ramadhan pada Senin (12/4/2021).

Kepala Desa Kepuhdoko, Sutaman (67) mengatakan, Megengan, merupakan salah satu simbol dan cara masyarakat untuk melestarikan budaya dari nenek moyang terdahulu dalam menyambut bulan suci Ramadan.

“Kalau istilah jawanya itu Nguri-nguri(melestarikan) supaya mendapat keberkahan di bulan suci Ramadan,” ucapnya.

Kegiatan Megengan, selain doa bersama, juga di bungkus dengan berbagai kegiatan keagamaan lainnya seperti khotmil Quran dan kirim doa kapada para pejuang, tokoh, keluarga dan pendahulu Desa Kepuhdoko.

“Untuk mensukseskan kegiatan ini kami juga bekerjasama dengan para tokoh agama, masyarakat dan pengurus ranting NU setempat,” bebernya.

Dalan kesempatan yang sama, tokoh agama setempat, Suyitno menyebut, melestarikan budaya ‘Megengan’ merupakan hal wajib bagi masyarakat Desa Kepuhdoko. Namun, di kemas dengan suasana berbeda yaitu kirim doa dan khotmil quran.

Ia melanjutkan, budaya Megengan memang sudah melekat sejak lama,  sebab itu tidak boleh ditinggalkan dan harus dilestarikan.

“Kemasan acara yang berdeda dengan mengkolaborasikan dengan budaya Islam,” paparnya.

Megengan di Tengah Pandemi.

Kegiatan ‘Megengan’ tahun ini sendiri, berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana yang biasanya digelar secara bersamaan seluruh masyarakat, kini harus dilaksanakan terbatas, akibat pandemi Covid-19.

Mengatisipasi terjadinya kerumunan, kegiatan Megengan, kali ini dipusatkan di Balaidesa dengan peserta terbatas kemudian dibagi disetiap mushola yang ada di Desa Kepuhdoko.

“Semoga dengan melestarikan budaya megengan ini bisa menjadi salah satu kebudayaan yang selalu melekat di hati para masyarakat dan mendapat keberkahan dari doa bersama ini,” ucapnya mengenai budaya Megengan di Desa Kepuhdoko ini,” pungkasnya.