Mendung Tanpo Udan, Film yang Relate dengan Keresahan Generasi Millennial
Berita Baru, Entertainment – Mendung Tanpo Udan menjadi salah satu opsi film yang cocok dengan generasi millennial. Film yang lokasi syutingnya di Jogjakarta ini menceritakan sosok Udan, pemeran utama, yang harus menghadapi kenyataan hidup cukup pelik.
Sebagai seorang musisi, Udan ingin menghasilkan uang dengan karya-karya yang ia ciptakan. Padahal, belum tentu setiap musik yang dihasilkan bisa laku di pasaran.
Di titik ini, ia pun bingung antara mempertahankan idealismenya sebagai sorang musisi, atau hidup realistis dengan bekerja seperti orang pada umumnya. Bahkan, pergulatan batin yang dijalaninya itu berdampak pada retaknya hubungan dirinya dengan Mendung, sosok wanita yang dicintainya.
Udan pun harus berjuang, tidak hanya membuktikan bahwa dirinya musisi hebat, tapi perihal cinta yang ia bangun dengan Mendung tidak boleh rusak.
Dalam film ini, semua percakapannya menggunakan bahasa Jawa. Hal itu dipilih agar tidak menghilangkan rasa, terlebih diangkat dari sebuah novel berjudul Mendung Tanpo Udan karangan Fairuzul Mumtaz, yang novel tersebut terinspirasi dari lagu berjudul Mendung Tanpo Udan karangan Kukuh Prasetya yang berlatar berbahasa Jawa.
Adapun yang menjadi pemeran utamanya yakni Erick Estrada sebagai Udan, Yunita Siregar sebagai Mendung, Marcel Darwin sebagai Will, Kery Astina sebagai Awan, Aulia Deas sebagai Petri, dan Yati Pesek sebagai Mbak Retno.
Uniknya, seniman-seniman Jogja terlibat aktif dalam proses pembuatan film itu, termasuk beberapa diantaranya menjadi aktor seperti Bimacho, Migga Sadewa, Alit Jabang Bayi, Wijil, Popo Java, Gepeng Kesana-Kesini, Shaggydog, hingga Kukuh Prasetya selaku pencipta lagu.
Tak ketinggalan, konten kreator dan seniman Ibu Kota ikut berkontribusi, yakni Tommy Limm, Elgi Purnama, Jenda McClover, Alit Shitlicius, serta Oom Leo Karaoke.
Mendung Tanpo Udan, Film yang Penuh Satire
Erick Estrada selaku pemeran utama, sangat kagum dengan film ini. Pasalnya, Mendung Tanpo Udan menjadi salah satu film yang tidak menggunakan standar tinggi seperti film-film lainnya.
“Di film ini, saya menemukan idealis seorang filmmaker yang memilih pemeran utamanya tidak harus good looking. Kalau kalian lihat, saya kan tidak good looking, di bawah standar,” kelakar Erick saat jumpa pers pada Rabu (15/2).
“Kebanyakan produser melihat pemeran utama dari followers. Kalau nggak berjuta-juta, film nggak laku nih. Tapi kan sekarang terbukti, film dengan pemeran utama yang followersnya berjuta-juta tapi filmnya ya gitu-gitu aja. Tapi film ini saya yakin, layak ditonton oleh berjuta-juta orang.”
Bagi Erick, Mendung Tanpo Udan sangat pas untuk menggambarkan keadaan sekarang, apalagi generasi milenial yang dihadapkan dengan banyak pilihan hidup.
“Misalnya, seorang gitaris, mau makan pun harus jadi gitaris terkenal biar bisa hidup. Enggak, di film ini bahkan menyinggung seniman sekarang, yang banyak idealis lah,” ucap Erick.
Hingga saat ini, Nant Entertainment selaku perusahaan pembuat film belum mengumumkan secara resmi perihal penayangannya. Walau demikian, Mendung Tanpo Udan ditargetkan rilis di bioskop pada bulan Mei mendatang.