Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Mendes: Tanpa Anggaran Triliunan, Pendataan SDGs Desa Capai 102 Juta Jiwa
Menteri Desa Pembagunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, meneriama Audiensi bapak Yanuar Nugroho di ruang kerja, pada Senin (20/2). (Foto: KemendesPDTT)

Mendes: Tanpa Anggaran Triliunan, Pendataan SDGs Desa Capai 102 Juta Jiwa



Berita Baru, Jakarta – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar mengatakan bHw pendataan data SDGs Desa sudah mencapai 102 juta jiwa dari 214 juta warga desa.

Menteri yang akarab disapa Gus Halim menyebut, pendataan yang dilakukan oleh Pokja relawan pendataan SDGs Desa itu tanpa mengeluarkan anggaran triliunan rupiah.

“Artinya, belum setahun tanpa mengeluarkan anggaran triliunan dan mendidik masyarakat, melibatkan masyarakat, membangun budaya data itu sudah mulai jalan,” kata Mendes Halim saat menerima audiensi Koordinator Tenaga Ahli Sekretariat Nasional SDGs di Kementerian PPN/Bappenas, Yanuar Nugroho, di ruang kerjanya, Senin (20/2), kemarin..

Menurut Gus Halim pendataan SDGs Desa bukanlah sekedar data. Ada unsur pelibatan masyarakat sekligus  membangun budaya data di masyarakat desa.

Oleh sebab itu, Kemendes PDTT terus mendorong desa-desa untuk pemutakhiran data SDGs Desa sekaligus memberikan penghargaan bagi desa yang sudah mencapai 18 tujuan SDGs Desa sebagai bentuk apresiasi.

“Kita kasih PIN sebagai bentuk apresiasi Kepala Desa. Kalau desanya sudah mencapai 5 tujuan SDGs Desa, dapat 5 PIN dan seterusnya. Sehingga foto kepala desa lebih gagah juga dan warga tahu prestasi kepala desa itu,” ujar Gus Halim.

Dan yang lebih penting lagi, lanjutnya, dengan adanya data SDGs Desa by name by adrres dan data yang terus diperbaharui akan mengurangi perdebatan dalam merumuskan kebijakan. 

Menurut Gus Halim, perdebatan di desa kalau berdasarkan konsep tidak akan pernah selesai, namun jika berdasarkan data tidak akan ada perdebatan panjang.

“Karena apa? Hal yang objektif kemudian kalau ada perbedaan tinggal mengembalikan ke kondisi di lapangan. Jika ada perbedaan data, tinggal dicek lagi, selesai. Tidak ada perdebatan konsep. Itu yang akan menjawab,” pungkas Mendes Halim.