Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Membangun Kesadaran Peduli Lingkungan Melalui Pemahaman Spiritual

Membangun Kesadaran Peduli Lingkungan Melalui Pemahaman Spiritual



Berita Baru, Jakarta – Akademisi STF Driyarkara serta Direktur PCRP, Budhy Munawar Rachman menyampaikan bahwa diperlukan hal-hal  besar dalam membangun satu kesadaran baru ekologi. 

Salah satunya adalah pemahaman spiritual ihwal ekologi disertai kerjasama antar iman. Dalam konteks agama dan ekologi, saat ini telah ada suatu perspektif spiritual yang menjadi bagian dari diskusi lingkungan. 

“Selama puluh tahun lalu agama dan spiritual tidak dianggap dalam persepsi lingkungan karena agama sudah mulai ditinggalkan oleh orang di barat dengan sekularisme,” katanya.

Hal itu ia sampaikan dalam diskusi bertajuk ‘Ekologi Integral untuk Kita dan Pemimpin yang Peduli Pada Lingkungan’ di Jakarta, Jumat (19/5) malam. Acara ini diprakarsai Paramadina center for religion and philosophy (PCRP).

Menurut Budhy Munawar, orang miskin yang terdampak dari perubahan iklim mendapat satu tempat penting, dan berkelindan dengan agama. Karena agama satu cara pandang yang meletakkan kelompok miskin menjadi satu perhatian. 

“Dalam agama Islam telah mencantumkan hal tersebut. Begitu pula di semua agama,” ujarnya.

Selanjutnya adalah terkait gaya hidup menjadi mulai populer di kalangan generasi muda yang lebih sedikit, tidak konsumtif, tapi menjadi lebih Bahagia. 

Hal itu menjadi refleksi dari gen baru dan pemikiran bagaimana supaya menjadi lebih Bahagia juga menjadi satu pemikiran yang lebih jelas. 

“Jadi Bahagia itu tidak terkait dengan konsumsi, tidak terkait dengan kepemilikan dan apa saja yang menjadi gaya hidup. Hal itu berkaitan dengan kondisi spiritual kita,” tuturnya.

Dijelaskan Budhy Munawar, dalam ajaran sosial, agama sekarang telah mencakup isu penting terkait lingkungan. Hal itu sebenarnya menjadi fenomena baru-baru ini saja. 

“Pada 2020 an sudah mulai subur pemikiran-pemikiran mengaitkan agama dengan isu lingkungan. Terlebih didorong oleh kesadaran akan krisis lingkungan,” ujarnya.

Adapun soal ketidakpedulian dan keegoisan memperburuk masalah lingkungan, lanjutnya, untuk menurunkan satu derajat saja dari kenaikan suhu bumi harus berdebat lama dan keras, karena negara-negara industri maju penyumbang terbesar efek rumah kaca tidak mau diajak Kerjasama soal menurunkan suhu bumi.

“Selama masih ada egoisme dan bukan altruisme akan menghambat masalah perbaikan kerusakan lingkungan,” terang Budhy Munawar.

Baginya, yang sangat penting dari aspek spiritual, diperlukan satu perubahan hati atau Pertobatan Ekologis, yaitu mampu menyadari semua kesalahan terhadap lingkungan. Pertobatan Ekologis mengakui salah, dan akan melakukan perubahan.

“Ekologi Integral wajib dimengerti oleh para akademisi, pemerhati lingkungan, dan juga para calon pemimpin negeri ini,” pesan Budhy Munawar.