Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Empat Kapal Tanker Iran
Melanggar sanksi, AS tahan empat kapal tanker Iran. Foto: CC0

Melanggar Sanksi, AS Tahan Empat Kapal Tanker Iran



Berita Baru, Internasional – Pada hari Kamis (13/8), Amerika Serikat (AS) mengumumkan telah menyita empat kapal tanker Iran di laut lepas yang diduga memuat minyak. Keempat kapal itu dianggap telah melanggar sanksi ekonomi yang diberikan AS kepada Iran.

Hal itu disampaikan oleh salah seorang pejabat AS kepada kantor berita Wall Street Journal (WSJ). Saat kabar itu ditulis oleh WSJ, keempat kapal tanker itu sedang dalam perjalanan ke pelabuhan minyak utama AS, yaitu Houston, Texas.

Keempat kapal itu adalah kapal tanker Luna, Pandi, Bering dan Bella. Keempat kapal itu ditahan dengan tanpa menggunakan kekuatan militer selama beberapa hari terakhir.

Dua dari kapal yang baru saja disita, Bering dan Bella, sebelumnya diintimidasi untuk membatalkan pengiriman mereka ke Venezuela. Kedua kapal tersebut terdaftar di Liberia tetapi dimiliki oleh pengirim Yunani.

Penyitaan itu dimungkinkan oleh keluhan penyitaan sipil yang diajukan oleh jaksa penuntut AS pada Juli, yang awalnya bertujuan untuk menyita kapal tanker Iran menuju Venezuela, tetapi juga mencakup pengiriman di masa depan di tempat lain.

Menurut Sputnik, selain keempat kapal yang ditahan AS itu, pada 10 Agustus, Pakistan juga menyita sebuah kapal tanker Iran di pelabuhan Karachi atas perintah pemerintah AS.

Tetapi karena nama kapal tanker itu tidak pernah dilaporkan, tidak jelas apakah itu adalah salah satu dari empat kapal tanker yang sekarang dalam perjalanan ke Houston.

Menurut WSJ, upaya penahanan keempat kapal itu dimotivasi oleh kedatangan lima kapal tanker Iran yang bermuatan minyak dan peralatan untuk membuat kilang minyak ke Venezuela pada bulan Mei.

Pengiriman minyak Iran pada bulan Mei itu tercatat berisi 1,5 juta barel bensin. Pengiriman itu pun mendapat kecaman keras dari AS karena melanggar sanksi. Baik Iran maupun Venezuela kini sama-sama mendapat sanksi keras dari AS.

Pemerintahan Trump mulai memberlakukan sanksi ekonomi yang mencekik di Teheran mulai Agustus 2018, dengan tujuan tidak hanya mengurangi ekspor minyak Iran menjadi nol, tetapi juga mengurangi industri Iran lainnya.

Presiden Trump mengklaim Iran telah melanggar Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) atau dikenal dengan kesepakatan nuklir Iran 2015.

Kesepakatan itu dibuat oleh delapan anggota di mana Iran setuju untuk membatasi aturan tentang penggunaan tenaga nuklir dan penyimpanan uranium olahan dengan imbalan penurunan sanksi ekonomi kepada negaranya yang sudah berlangsung lama.

Selain AS, kedelapan anggota dalam kesepakatan JCPOA itu tidak menemukan bukti Iran telah melanggar perjanjiannya hingga mereka ingin kembali melanjutkan perdagangan dengan Iran.

Namun, tekanan dari AS kepada negara lain juga sangat kuat. AS mengancam akan memberikan sanksi kepada negara lain yang melakukan perdagangan dengan Iran.