Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

aktivitas warga DKI Jakarta di tengah pandemi
Ilustrasi aktivitas warga DKI Jakarta di tengah pandemi. (Foto: Istimewa)

Mayoritas Warga Jakarta Biasa Saja Ada Omicron



Berita Baru, JakartaPandemi COVID-19, khususnya varian Omicron hingga saat ini masih menghantui Indonesia. Lembaga survei Indikator Politik Indonesia (IPI) mencatat mayoritas 66,8 % cukup khawatir terpapar varian Omicron.

Hal itu diungkap peneliti senior IPI, Rizka Halida saat merilis hasil survei Indikator terkait ‘Sikap Publik terhadap Omicron, Vaksin Booster, Pembelajaran Tatap Muka, dan Protokol Kesehatan’ secara daring melalui kanal YouTube Indikator Politik Indonesia.

“Dari pola jawabannya diketahui 25,8% sangat khawatir, 41,0% cukup khawatir, 28,5% biasa saja, 2,2% tidak khawatir. Nah artinya ada sekitar 66,8% yang khawatir dari mereka yang tahu atau setara 57,6% dari total populasi warga yang cenderung khawatir dirinya tertular,” kata Rizka Halida, Minggu (20/2).

Namun begitu, Rizka menemukan responden yang berada di wilayah DKI Jakarta. Mayoritas warga Ibukota merasa biasa saja dengan adanya varian Omicron. Tercatat sebanyak 56,0% respon merasa biasa saja, 38,4% sangat khawatir dan 5,6% tidak khawatir.

“Barangkali warga DKI cukup tinggi yang merasa biasa saja akan tetapi secara umum gender dan usia, kemudian agama, dan pendapatan dan desa kota dan wilayah sangat cukup khawatir,” ujarnya.

Rizka menilai responden di Jakarta tidak merasa cemas lantaran mereka memiliki akses informasi yang cukup. Sementara itu para responden juga merasa akses fasilitas memadai.

“Akses kesehatan relatif lebih baik, sehingga warga tidak takut karena mendapatkan sehingga menurunkan kekhawatiran warga, booster ketiga di wilayah DKI angka mereka yang divaksin booster, mereka merasa aman, dibandingkan wilayah lain,” pungkasnya.

Survei tersebut dilakukan secara online pada 15 Januari – 17 Februari 2022. Target populasi adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki akses internet lewat smartphone, sekitar 69% dari total populasi nasional.

Dari populasi tersebut diperoleh sampel secara acak sebanyak 626 responden yang mengisi kuesioner secara online (computer assisted web interviewing).

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 626 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error–MoE) sekitar ±4.0% pada tingkat kepercayaan 95%.

Proses survei online ini terdiri dari empat tahapan utama yakni random recruitment, pemberian kode akses yang unik, screening dan web interviewing.