Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Matinya Abu Bakr Al Baghdadi Bukan Akhir 'Terorisme ISIS'
(Foto : New York Post)

Matinya Abu Bakr Al Baghdadi Bukan Akhir ‘Terorisme ISIS’



Berita Baru, Internasional – Presiden Donald Trump mengatakan pemimpin ISIS Abu Bakr Al Baghdadi tewas akibat serangan pasukan khusus Amerika Serikat di barat laut Suriah pada akhir pekan kemarin.

Dalam pidato di Gedung Putih, Trump menuturkan Abu Bakr Al Baghdadi tewas setelah berusaha kabur dan terjebak hingga akhirnya meledakkan rompi bunuh diri. Operasi khusus AS itu juga, paparnya, turut menewaskan “sejumlah besar” anggota ISIS lainnya, termasuk tiga anak Baghdadi.

“Dia (Baghdadi) tewas setelah berlari di bawah terowongan jalan buntu, merintih, menangis, dan menjerit sepanjang jalan,” kata Trump dalam pidatonya pada Minggu (27/10).

Trump menuturkan misi khusus AS itu melibatkan delapan helikopter yang dikirimkan dari pangkalan militer rahasia. Ia menuturkan serangan itu juga dibantu oelh Rusia, Suriah, Turki, dan Irak.

Dalam pidatonya, Trump juga berterima kasih kepada pasukan Kurdi, sekutu AS, “atas dukungan yang bisa diberikan kepada kami.”

“Pasukan khusus mengeksekusi serangan malam yang berbahaya dan berani di barat laut Suriah dan menyelesaikan misi mereka dengan gaya megah,” kata Trump seperti dikutip AFP.

Seorang pejabat senior pertahanan AS menduga Baghdadi meledakkan diri menggunakan rompi yang sudah dipasangi bom saat serangan berlangsung. Kini, pihak berwenang tengah melakukan tes DNA dan biometrik untuk memastikan identitas Baghdadi.

Baghdadi diyakini sebagai pemimpin kelompok ISIS yang paling dicari selama hampir sepuluh tahun terakhir. Pejabat pertahanan menyebut CIA juga turut membantu perburuan pemimpin ISIS tersebut.

Baghdadi lahir dengan nama Ibrahim Awad al-Samarrai pada 1971 silam di Tobchi, daerah kumuh di dekat Samarra, di utara Baghdad.

Dia bergabung dengan kelompok pemberontak pada 2003 lalu, saat AS menginvasi Irak. Saat itu, ia tertangkap oleh pasukan AS dan dibebaskan setahun setelahnya karena dianggap sebagai penghasut warga sipil alih-alih ancaman militer.

Baru pada 4 Juli 2014 ia menjadi pusat perhatian dunia. Di mimbar masjid al-Nuri di Mosul, pria yang lahir dari sebuah keluarga penceramah ini mengumumkan pembentukan kekhalifahan ISIS di Irak dan Suriah.

Ribuan orang dari seluruh dunia mendatangi Irak dan Suriah untuk menjadi pasukan negara bentukannya.

Ini bukan pertama kalinya Baghdadi dilaporkan tewas. Pada Juli 2017 lalu, Baghdadi juga sempat dilaporkan mati. Kabar kematian ini sudah sempat beberapa kali muncul sehingga peristiwa kali ini masih mengundang pertanyaan.

Pada bulan Februari 2018, beberapa pejabat AS mengatakan Baghdadi terluka dalam serangan udara yang terjadi pada Mei 2017, dan harus melepaskan komando atas kelompok ISIS hingga lima bulan karena cedera.

Sejumlah pemimpin negara turut membenarkan kematian Baghdadi kali ini meski beberapa di antara mereka mengingatkan bahwa perlawanan terhadap teroris ISIS belum usai.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuturkan ini adalah “titik balik perjuangan bersama dunia melawan terorisme.”

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut serangan AS ini menjadi “momen penting dalam serangan kita melawan terorisme”. Meski begitu, ia memperingatkan bahwa pertarungan belum berakhir.

Senada dengan Johnson, juru bicara pemerintah Iran, Ali Rabiei, menuturkan kematian Baghdadi bukan lah akhir dari teror ISIS melainkan hanya “akhir dari sebuah bab”.

Rusia masih meragukan kebenaran kematian Baghdadi. Kremlin menyebut kementerian pertahanannya tidak memiliki informasi yang bisa benar-benar dipercaya mengenai kematian Baghdadi.

Sumber : CNN