Mantan Presiden Pakistan Musharraf Dimakamkan di Karachi
Berita Baru, Internasional – Para pemimpin militer dan politisi terkemuka menghadiri doa pemakaman mantan presiden dan panglima militer Pakistan, Jenderal Pervez Musharraf, di sebuah garnisun militer di kota metropolitan Karachi, sebelum dia dimakamkan di kuburan tentara.
Pada 2022, keluarga Musharraf mengatakan dia dirawat di rumah sakit karena komplikasi penyakit organ langka yang disebut amyloidosis.
Dia meninggal pada hari Minggu di rumah sakit Dubai, dalam usia 79 tahun. Menurut laporan Radio Pakistan, Jenazah Musharraf dan keluarganya sampai Karachi melalui penerbangan khusus dari Dubai pada Senin malam.
Pengaturan keamanan yang ketat dibuat untuk pemakaman yang tidak boleh diliput oleh media.
Tentara dan pasukan paramiliter dikerahkan di luar barak Malir dan di sekitar kuburan militer untuk mencegah media atau anggota masyarakat masuk.
Dilansir dari Arab News, Selasa (7/2/23), Muhammad Amjad yang merupakan mantan ketua Musharraf All Pakistan Muslim League, mengatakan Ketua Gabungan Kepala Staf Komite, Jenderal Sahir Shamshad, mantan panglima militer Jenderal Ashfaq Parvez Kayani dan Qamar Javed Bajwa, mantan gubernur Moinuddin Haider dan mantan perwira militer lainnya menghadiri pemakaman.
“Ketua PMLN, PTI dan MQM juga hadir,” kata Amjad merujuk pada tiga partai politik besar di Pakistan.
Pada tahun 1998, setelah menjalani karir militer selama 37 tahun, Perdana Menteri Nawaz Sharif, saudara laki-laki perdana menteri Pakistan saat ini, menunjuk Musharraf sebagai panglima militer.
Tahun berikutnya, dia merebut kekuasaan dan menggulingkan pemerintahan Sharif, dengan alasan memburuknya kondisi politik dan ekonomi di Pakistan.
Pada tahun 2002, Musharraf diangkat sebagai presiden, gelar yang dia pegang selain panglima militer, setelah memenangkan lebih dari 90 persen suara dalam referendum nasional yang kontroversial.
Dia mengundurkan diri sebagai panglima militer pada 2007 dan sebagai presiden pada 2008.
Musharraf kemudian tinggal di London tetapi kembali ke Pakistan pada tahun 2013 dengan tujuan untuk mengikuti pemilu akhir tahun itu.
Namun, dia malah menghadapi banyak kasus pengadilan dan kemudian dilarang seumur hidup memegang jabatan publik.
Pada 2016, dia meninggalkan Pakistan untuk perawatan medis di Dubai, di mana dia meninggal pada 5 Februari.