Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pil COVID-19 Paxlovid. Foto: Reuters.
Pil COVID-19 Paxlovid. Foto: Reuters.

Manjur Hampir 90%, Inggris Setuju Menggunakan Pil COVID-19 Paxlovid



Berita Baru, London – Pemerintah Inggris setuju menggunakan Pil COVID-19 Paxlovid dari Pfizer sebagai pilihan kedua menangkal virus corona dan digadang-gadang manjur hampir 90%.

Inggris pun kini sedang berjuang untuk membangun pertahanannya di tengah lonjakan rekor kasus COVID-19 ketika varian virus Omicron menyebar dengan cepat.

Pil Paxlovid itu dapat digunakan untuk orang dewasa yang memiliki infeksi ringan hingga sedang dan orang yang berisiko tinggi penyakit mereka memburuk.

Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan Inggris (MHRA) mengatakan pada Jumat (31/12) bahwa berdasarkan data, pil Paxlovid, paling efektif bila diminum selama tahap awal COVID-19.

MHRA juga merekomendasikan pil Paxlovid untuk digunakan dalam waktu lima hari dari gejala pertama.

Sementara itu, Pfizer bulan ini mengatakan pil Paxlovid menunjukkan kemanjuran hampir 90% dalam mencegah rawat inap dan kematian pada pasien berisiko tinggi.

Selain itu, data laboratorium baru-baru ini menunjukkan pil COVID-19 tersebut dapat mempertahankan efektivitasnya terhadap varian Omicron yang menyebar lebih cepat.

MHRA juga mengatakan sedang bekerja dengan Pfizer, yang membuat salah satu vaksin COVID-19 terkemuka dengan mitra Jerman BioNTech, untuk melacak efektivitas Paxlovid melawan Omicron.

“Kami sekarang memiliki obat antivirus lebih lanjut untuk pengobatan COVID-19 yang dapat diminum daripada diberikan secara intravena. Ini berarti dapat diberikan di luar pengaturan rumah sakit,” kata kepala MHRA June Raine dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.

Paxlovid terbuat dari dua zat aktif yang datang sebagai dua pil terpisah yang diminum dua kali sehari bersama-sama selama lima hari. Inggris telah mengamankan lebih dari 2,75 juta program pengobatan antivirus.

Pil tablet Pfizer adalah bagian dari kelas obat yang disebut protease inhibitor yang saat ini digunakan untuk mengobati HIV, hepatitis C, dan virus lainnya, yang bekerja dengan menghentikan replikasi virus.

Sebelumnya, pil COVID-19 Rival Merck disetujui oleh Inggris pada bulan lalu, namun obat itu hanya mengurangi rawat inap dan kematian dalam uji klinis pasien berisiko tinggi sekitar 30%.