Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Mahathir Mohamad

Mahathir Mohamad Sebut Presiden Prancis Tidak Beradab dan Primitif



Berita Baru, Jakarta – Kasus karikatur Nabi Muhammad SAW yang dilakukan salah satu guru di Prancis yang berujung pada tindak pidana pembunuhan oleh anak laki-laki berusia 18 tahun terus menuai polemik.

Polemik tersebut semakin memanas setelah pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengaku tidak akan mencopot karikatur tersebut. Walhasil, dunia internasional memberikan reaksi keras, termasuk para pemimpin dunia islam.

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad secara tegas mengecam sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang cenderung menyalahkan umat islam terkait kejadian tersebut.

Mahathir menegaskan bahwa dirinya tidak menyetujui tindak pembunuhan yang dilakukan oleh pemuda tersebut terhadap guru yang menampilkan karikatur Nabi. Namun ia juga tidak bisa membenarkan tindakan guru yang telah melakukan tindak penghinaan.

“Saya percaya pada kebebasan berekspresi, menurut saya itu tidak termasuk menghina orang lain,” tuturnya dalam akun twitter @chedetofficial pada Kamis (29/10).

Ia mencontohkan negaranya Malaysia yang terdiri dari lebih banyak ras dan agama yang berbeda, telah berhasil mengelola dan menghindari konflik yang serius antar ras karena adanya kesadaran dan kepekaan terhadap perasaan orang lain.

“Jika tidak, maka negara ini (Malaysia_red.) tidak akan pernah damai dan stabil,” imbuhnya.

Secara khusus politisi senior negeri jiran tersebut mengecam keras sikap politik Presiden Macron yang telah menyalahkan agama islam dan umat muslim terkait pembunuhan guru yang telah menghina Nabi tersebut.

“Macron tidak menunjukkan bahwa dia beradab. Dia sangat primitif dalam menyalahkan agama Islam dan Muslim atas pembunuhan guru sekolah yang menghina itu. Itu tidak sesuai dengan ajaran Islam,” tegasnya.

Mahathir menyebut tindakan membunuh yang dilakukan oleh orang yang sedang marah tidak memiliki kaitan dengan agama yang dianutnya. Prancis, menurutnya, dalam perjalanan sejarah telah membunuh jutaan orang, dimana banyak diantaranya adalah umat Muslim.