Maduro Tuduh AS Izinkan CIA Lakukan Tindakan ‘Teroris’ di Venezuela
Berita Baru, Internasional – Pada hari Selasa (22/9), Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengklaim bahwa Presiden Donald Trump memberikan persetujuannya kepada Central Intelligence Agency (CIA) untuk melakukan “operasi rahasia dan teroris” terhadap berbagai sasaran di negaranya baru-baru ini.
Hal itu diungkapkan Presiden Maduro kepada televisi pemerintah dalam bahasa Spanyol tentang pemerintahan Presiden Trump.
“Mereka telah memberi CIA lampu hijau untuk datang dengan agen langsung untuk operasi rahasia dan teroris melawan minyak, listrik, militer, target pemilihan dan tindakan rahasia kotor lainnya seperti yang digunakan oleh CIA,” kata Maduro, dilansir dari Sputnik.
Pernyataan ini muncul setelah Caracas menangkap mata-mata AS di dekat kilang minyak terbesar Venezuela awal bulan ini. Berdasarkan laporan dari Reuters, yang mengutip media lokal pro-pemerintah Ultimas Noticias, mengidentifikasi mata-mata itu adalah mantan marinir yang ikut dalam perang Irak, John Heath Mattew.
Ultimas Noticias juga mengatakan Mattew ditangkap pada Kamis (10/9) bersama tiga orang lainnya termasuk seorang sersan mayor di Garda Nasional Venezuela ketika mereka berkendara antara negara bagian Falcon dan Zulia di barat laut Venezuela.
Dalam penangkapan itu, pihak Caracas menyita telepon satelit, kartu kredit dan telepon genggam. Namun laporan itu belum bisa dikonfirmasi langsung oleh Reuters, baik dari pihak pemerintah Caracas maupun Departemen Luar Negeri AS.
Keterlibatan DEA dan CIA
Dalam kesempatan itu, Maduro juga menuduh Administrasi Penegakan Narkoba AS (DEA), bahwa DEA telah digunakan oleh Gedung Putih untuk menyerang Venezeula dan menggulingkan Caracas sebelumnya.
“Telah menempatkan DEA sebagai agen pelaksana penyerangan terhadap Venezuela, yang baru saat ini adalah DEA tidak terlibat dengan kelompok penyelundup narkoba Kolombia untuk menyerang Venezuela, hal yang baru adalah mereka telah menyetujui bahwa CIA terlibat, dalam operasi serangan teroris terhadap Venezuela,” terang Maduro.
Awal tahun ini, sekelompok 13 orang ditangkap oleh pasukan keamanan Venezuela. Dua dari 13 tahanan kemudian diidentifikasi sebagai warga AS Luke Denman dan Airan Barry.
Salah satu koresponden dari TeleSur TV, Rolando Segura, juga mengunggah video kesaksian penangkapan tahanan tersebut di Twitter. Dalam video itu, terlihat para tahanan yang ditangkap dan diamankan oleh tentara Venezuela.
Sebuah video yang diunggan akun @madeleintlSUR, yang juga koresponden TeleSUR, juga menjadi trending. Video itu berisi kesaksian salah seorang tahanan yang ditangkap, yang menyebutkan ‘mereka adalah perantara kepala keamanan presiden, mereka mengatakan bahwa mereka berasal dari penasehat keamanan Presiden Donald Trump.”
Di samping itu, Maduro juga memperingatkan bahwa Presiden Kolombia Ivan Duque telah merekrut penyelundup narkoba menjelang serangan yang direncanakan ke Venezuela.
“Ivan Duque secara langsung mengartikulasikan geng-geng perdagangan narkoba dan telah menempatkan geng-geng perdagangan narkoba di La Guajira dan tempat-tempat lain untuk mempersiapkan kelompok pembunuh bayaran dan terorisnya untuk datang dan menyerang Venezuela dalam beberapa pekan mendatang,” imbuhnya.
Di samping pernyataan itu muncul setelah penangkapan mata-mata AS, pernyataan Maduro juga muncul sehari setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengumumkan sanksi baru terhadap presiden Venezuela, serta terhadap Kementerian Pertahanan Iran dan pejabat Iran lainnya.
“Selama hampir dua tahun, pejabat korup di Teheran telah bekerja dengan rezim tidak sah di Venezuela untuk mencemooh embargo senjata PBB,” kata Pompeo, Senin (21/9).
Presiden Venezuela dan 14 pejabat pemerintah sekarang dan sebelumnya telah didakwa oleh Departemen Kehakiman AS atas tuduhan narkotika. Pemerintahan Presiden Trump juga menawarkan hadiah US$ 15 juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Maduro. Sekutu presiden, seperti Presiden Pengadilan Tertinggi Maikel Moreno, juga mendapat bounty jutaan dolar untuk mereka yang memberikan informasi kepada pemerintah AS.