Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Luhut Sebut 110 Juta Pengguna Medsos Ingin Pemilu 2024 Ditunda, Evello: Publik belum Yakin

Luhut Sebut 110 Juta Pengguna Medsos Ingin Pemilu 2024 Ditunda, Evello: Publik belum Yakin



Berita Baru, Jakarta – Pernyataan Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan yang mengklaim pemilih Partai Demokrat, Gerindra dan PDIP mendukung usulan Pemilu 2024 ditunda dan perpanjangan masa jabatan presiden berdasar big data berupa percakapan dari 110 juta orang di media sosial menuai banyak sorotan.

Evello sebagai platform big data analytics, didukung Beritabaru.co, melakukan analisa menggunakan Deep Learning terkait pernyataan Luhut tersebut. Poin-poin yang menjadi analisa adalah sentimen, menilai skor emosi pembaca, melihat kecenderungan pembaca melalui Strength Analytics dan menentukan taksonomi pemberitaan. 

“Hasilnya, pernyataan dukungan 110 juta pengguna media sosial yang sepakat penundaan Pemilu 2024 bersentimen negatif. Skornya cukup tinggi 51,34%. Sementara terdapat 3 emosi yang dominan terhadap pernyataan tersebut. Yaitu emosi Joy dan Sadness dengan skor 28% dan 27%,” kata Founder Evello, Dudy Rudianto, Jumat (11/5).

Menurutnya, dalam terminologi evello,  jika analisa menghasilkan sentimen negatif dengan dominasi emosi Joy dan Sadness berdekatan, maka tema yang dipantau cenderung menjadi polemik publik. Menariknya, emosi Anger alias marah berada pada posisi ketiga.

“Penundaan pemilu karena adanya 110 juta orang membicarakan penundaan pemilu cenderung menimbulkan potensi kemarahan publik,” ujar Dudy Rudianto.

Selain itu, lanjutnya, melalui strength analytics terlihat jika kecenderungan pembaca focus pada data-data yang disampaikan sebesar 66%, terdapat kencenderungan tidak yakin dan sedih dengan skor masing-masing 6%. 

“Dari analisa taksonomi terlihat jika pemberitaan 110 juta pengguna media sosial mendukung penundaan pemilu 2024 cenderung didominasi oleh partai politik, pemerintah dan proses pemilihan umum,” urainya.

“Dari analisa terhadap sentimen, emosi dan strength analytics terlihat jika public belum dapat diyakinkan sepenuhnya jika benar ada 110 juta pengguna media sosial membicarakan penundaan pemilu 2024, apalagi sampai mendukungnya,” tukas Dudy Rudianto.