Luhut: Puncak Gelombang Varian Baru COVID-19 Diperkirakan Terjadi Dua Bulan ke Depan
Berita Baru, Jakarta – Indonesia kini kembali menghadapi lonjakan kasus COVID-19 yang diduga dipicu subvarian Omicron XBB. Namun demikian, pakar belum bisa memastikan bahwa subvarian Omicron ini merupakan biang kerok lonjakan COVID-19 RI kali ini.
Terlepas dari semua itu, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan, puncak gelombang varian baru Covid-19 berpotensi terjadi dalam satu hingga dua bulan ke depan.
“Berdasarkan berbagai data yang telah kami amati dan berangkat dari trajectory kasus COVID-19 yang lalu, puncak gelombang berbagai varian baru ini diperkirakan akan terjadi pada satu hingga dua bulan ke depan,” katanya dalam unggahan terbaru di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan yang dipantau di Jakarta, Jumat (4/11).
Oleh sebab itu, dalam dalam Rapat Koordinasi Evaluasi PPKM Jawa Bali yang digelar kemarin, Luhut meminta semua pihak tetap waspada dan cermat.
“Nampaknya tidak ada kata lelah bagi kami untuk kembali duduk bersama, berdiskusi dan menuntaskan kasus COVID-19 sampai level yang paling rendah. Ucapan tersebut tentunya bukanlah tanpa alasan mengingat adanya indikasi kenaikan kasus Covid-19 yang kembali meningkat hingga menyentuh angka 5.000 kasus dalam satu minggu terakhir,” ujarnya.
Berkaca pada kasus dan pola COVId-19 di negara lain, lanjutnya, adalah salah satu cara untuk memprediksi segala kemungkinan yang terjadi ke depan.
“Untuk itu kami terus mengamati peningkatan kasus di beberapa negara yang juga menunjukan adanya peningkatan perawatan di rumah sakit dan tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan pertengahan tahun 2022. Namun, varian baru ini diprediksi akan tetap lebih rendah dibandingkan dengan awal tahun lalu yakni puncak varian Omicron,” jelasnya.
Luhur menuturkan, khusus untuk wilayah Jawa Bali peningkatan kasus konfirmasi harian terlihat di seluruh Provinsi Jawa dan Bali. Selain itu peningkatan angka kematian utamanya di Jawa Tengah dan DIY juga naik cukup signifikan.
Menurut Luhut, dengan terjadinya peningkatan kasus yang menyentuh angka lima ribu kasus perhari, Pemerintah menyiapkan berbagai langkah mitigasi untuk membendung terjadinya keparahan yang lebih dalam yang disebabkan oleh varian baru ini.
“Diantaranya dengan meningkatkan kembali capaian vaksinasi booster dan terus mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan utamanya penggunaan masker di ruang-ruang tertutup,” tuturnya.
Luhut juga menegaskan kembali bahwa Pemerintah akan terus menggunakan PPKM Level sebagai basis pengetatan kegiatan bagi masyarakat yang akan terus dilakukan evaluasinya.
“Diakhir, rasanya saya tidak akan pernah jenuh untuk mengingatkan seluruh masyarakat agar terus taat dan mematuhi protokol kesehatan demi mencegah hal buruk lainnya yang kelak terjadi,” pungkasnya.