LP3ES dan Hatta Foundation Luncurkan Sekolah Pemikiran Bung Hatta Perdana untuk Generasi Muda
Berita Baru, Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun LP3ES yang ke-53, LP3ES bersama Hatta Foundation meluncurkan program perdana Sekolah Pemikiran Bung Hatta (SPBH) Angkatan #1. Program ini bertujuan untuk menggali dan menyebarluaskan pemikiran Bung Hatta kepada generasi muda serta memupuk semangat kebangsaan dan kebhinekaan. Acara ini juga menjadi wadah pendidikan politik yang penting dalam konteks perkembangan negara.
Sekolah Pemikiran Bung Hatta menyajikan materi yang digali dari Karya Lengkap Bung Hatta, sebuah koleksi buku yang diterbitkan oleh LP3ES bersama Universitas Bung Hatta. Hingga kini, telah terbit sembilan jilid dari rencana sepuluh jilid. Program ini dibuka oleh tokoh-tokoh terkemuka seperti Prof. Meutia Hatta, Dr. Gemala Hatta, Halida Hatta, M.A, dan Arselan Harahap, dengan keynote speech disampaikan oleh Prof. Emil Salim, seorang akademisi dan tokoh nasional di bidang lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Diskusi dalam program ini melibatkan para narasumber yang ahli di bidangnya, termasuk Prof. Anhar Gonggong, sejarawan terkemuka yang membahas pemikiran sejarah Bung Hatta; Prof. Mahfud MD, pakar hukum yang membahas aspek hukum dan konstitusi dalam pemikiran Bung Hatta; dan Sukidi, Ph.D, pemikir kebhinekaan dan alumnus Universitas Harvard yang mengulas perspektif kebhinekaan dalam konteks kekinian.
Direktur Eksekutif LP3ES menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan ulang tahun LP3ES yang ke-53. Ia menegaskan bahwa sosok Bung Hatta adalah figur yang multi kharismatik, yang tulisan dan pemikirannya tidak hanya menyiutkan nyali penjajah tetapi juga menggelorakan perjuangan kemerdekaan Indonesia dan Asia Afrika. “Gagasan mendokumentasikan karya Bung Hatta dalam bentuk Karya Lengkap Bung Hatta ini berawal dari obrolan ringan di tahun 1990-an. Tujuannya adalah agar Perguruan Tinggi yang menyandang nama Bung Hatta dapat mengenal dan menjiwai nafas perjuangan beliau,” jelas Direktur Eksekutif LP3ES.
Prof. Meutia Hatta, Pembina di Yayasan Hatta, menegaskan bahwa Bung Hatta adalah sosok yang konsisten dengan pemikirannya tentang Indonesia. “Pemuda yang ingin menjadi pemimpin bangsa harus membaca Karya Lengkap Bung Hatta dan meneladani prinsip-prinsip beliau. Jika hal ini dilakukan, saya percaya rakyat Indonesia tidak akan terpuruk,” ujar Prof. Meutia.
Sementara itu, Prof. Didik J. Rachbini, M.Sc., Ph.D., Rektor Universitas Paramadina, menyatakan bahwa Bung Hatta merupakan teladan yang kontras dengan pemimpin hari ini. “Pemikiran Bung Hatta diabadikan dalam belasan jilid sebagai contoh kontinuitas pemikiran seorang pemimpin proklamator. Ini menjadi tantangan bagi pemuda untuk mengikuti jejak beliau,” kata Prof. Didik.
Rektor Universitas Bung Hatta, Prof. Diana Kartika, yang sambutannya dibacakan oleh Wakil Rektor III, menyampaikan bahwa Sekolah Pemikiran Bung Hatta adalah bagian penting dalam menyebarluaskan pemikiran Bung Hatta. “Program ini dirancang tidak hanya untuk mengenang dan menghormati perjuangan Bung Hatta, tetapi juga untuk mengembangkan dan memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan kerakyatan di tengah dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara,” tutup Prof. Diana.
Program Sekolah Pemikiran Bung Hatta ini diharapkan dapat menjadi landasan penting bagi generasi muda dalam memahami dan menerapkan pemikiran Bung Hatta, sekaligus memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan di era modern.