Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Long Covid Berakibat Sindrom Pramenstruasi Hingga Rusaknya Organ Tubuh Manusia
Ilustrasi penanganan pasien Covid-19 (Foto: Ist)

Long Covid Berakibat Sindrom Pramenstruasi Hingga Rusaknya Organ Tubuh Manusia



Berita Baru, Jakarta – Long Covid adalah kondisi pasien yang masih mengalami gejala infeksi virus Covid-19 pasca dinyatakan negatif melalui tes usap/PCR.

Gejala yang ditimbulkan dari Long Covid ini juga cukup bervariasi, mulai dari sakit kepala, kelelahan, nafas pendek, sakit tenggorokan, nyeri otot, hingga sakit dada.

Selain gejala umum dari fisik yang bisa terjadi selama Long Covid, terdapat laporan bahwa adanya gangguan psikis para pasien setelah terinfeksi Covid-19. Dampak akibat Long Covid sudah tentu menyebabkan gangguan pada kualitas hidup seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-harinya akibat gangguan secara fisik dan psikis oleh Covid-19

Pasien Long Covid juga melaporkan sejumlah gejala lain yang belum dapat diukur atau dikonfirmasi oleh para ilmuwan.

Misalnya, beberapa wanita dengan Long Covid telah melaporkan menstruasi yang tidak teratur dan sindrom pramenstruasi yang lebih buruk.

Pasien Long Covid lainnya mengatakan mereka mengalami tinitus yang buruk, telinga berdenging terus-menerus.

Meskipun beberapa orang dengan Long Covid melaporkan bahwa gejala mereka membaik setelah vaksinasi, yang lain mengatakan gejala mereka memburuk.

Riset Perhimpunan Paru Indonesia menemukan bahwa 63,5% penyintas Long Covid mengalami gejala infeksi yang menetap selama dua minggu hingga enam bulan.

Diperlukan waktu yang lebih lama bagi pasien Covid-19 untuk dapat kembali hidup normal. Infeksi yang lama tersebut bahkan dapat merusak fungsi orang tertentu, yaitu jantung, hati, paru-paru dan pankreas.

Namun, hingga kini belum ada penanganan medis khusus untuk pasien Long Covid di Indonesia, sehingga belum ada tindak lanjut dengan sigap dan tepat. Pemerintah dan pihak terkait perlu memberikan perhatian khusus pada penyintas Covid-19.