Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Lockdown Dilonggarkan, Harga Batu Bara Newcastle Tetap Rendah

Lockdown Dilonggarkan, Harga Batu Bara Newcastle Tetap Rendah



Berita Baru, Internasional – Meski kegiatan penguncian (lockdown) mulai dilonggarkan, namun harga batu bara termal Newcastle masih berada di level terendah dalam empat tahun. Sinyal pembalikan arah masih belum terlihat jelas di tengah situasi pandemi Covid-19 yang masih seperti sekarang ini.

Pada Jumat (1/5), harga batu bara Newcastle yang ramai diperdagangkan ambles 2,15% ke US$ 52,4/ton. Dalam sepekan harga batu bara terkoreksi 0,3% (week on week/wow).

Hal ini dipicu oleh permintaan batu bara yang menurun, disusul juga oleh kebijakan lockdown di negara-negara utama konsumen batu bara seperti India dan China. Berhentinya aktivitas manufaktur akibat lockdown memicu terhentinya pasokan energi tersebut karena permintaan anjlok.

Produsen utama batu bara di Negeri Panda memangkas harga kontrak April karena minat beli yang sangat rendah dengan pasokan yang masih menggunung di pelabuhan mereka di pesisir Utara dan mencapai level tertingginya sejak 2015.

Untuk perdagangan hari ini, harga batu bara berpotensi kembali terkoreksi. Pemicunya tak lain dan tak bukan adalah ancaman Trump yang akan kembali menaikkan bea impor untuk China.

Trump menyebut China telah membuat kesalahan besar terkait wabah Covid-19 yang sekarang merebak ke barbagai pelosok dunia.

“Pendapat saya adalah mereka melakukan kesalahan. Mereka mencoba menutupinya, mereka berusaha memadamkannya. Ini seperti api,” kata Trump. “Kau tahu, ini benar-benar seperti mencoba memadamkan api dan mereka tidak bisa memadamkan api.” melansir CNBC International.

Prioritas AS di bawah Trump saat ini sedang menyoroti peran China yang dianggapnya sebagai sumber masalah utama pandemic. Kesepakatan dagang antara Washington dan Beijing pun dinomor duakan untuk saat ini.

“Kami menandatangani kesepakatan perdagangan di mana mereka seharusnya membeli, dan mereka sebenarnya telah membeli banyak. Namun sekarang itu menjadi prioritas kedua akibat virus ini,” kata Trump kepada wartawan. “Situasi merebaknya virus tidak dapat diterima” tambahnya sebagaimana diwartakan oleh Reuters.