Lindungi Perempuan dan Anak dari Radikalisme, DPPPA Lamongan Gelar FGD Bersama Duta Damai BNPT Regional Jawa Timur dan PC Fatayat NU Lamongan
Berita Baru, Lamongan — Dalam upaya memperkuat perlindungan terhadap perempuan dan anak dari ancaman radikalisme dan terorisme, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kabupaten Lamongan menggelar Forum Group Discussion (FGD) strategis yang melibatkan sejumlah pihak penting, antara lain PC Fatayat NU Lamongan, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Lamongan, dan Duta Damai BNPT Regional Jawa Timur.
FGD ini menjadi ruang dialog kolaboratif untuk membahas isu sensitif namun krusial: bagaimana memastikan perlindungan terhadap kelompok rentan sekaligus memberikan jalan reintegrasi bagi perempuan eks napiter. Diskusi berlangsung terbuka dan konstruktif, mencerminkan kesamaan visi lintas lembaga untuk menciptakan ruang aman dan inklusif.
Dalam forum ini, Duta Damai BNPT Regional Jawa Timur turut memperkenalkan struktur organisasi, divisi-divisi kerja (blogger, DKV, IT, dan lainnya), serta program-program yang telah dijalankan. Fokus utama disampaikan pada literasi digital, kontra-narasi radikal, dan edukasi damai di media sosial. Salah satu program unggulan yang diperkenalkan adalah Sekolah Damai, yang menyasar pelajar sebagai garda terdepan pencegahan paham intoleransi sejak dini.
Program ini mendapat perhatian positif, terutama karena menitikberatkan pada edukasi preventif dengan pendekatan digital yang relevan dengan generasi muda saat ini.
“Meskipun kondisi saat ini tergolong zero attack, kewaspadaan tetap harus ditingkatkan. Pencegahan dini tidak bisa dilakukan sendiri, perlu pendekatan kolaboratif melalui konsep pentahelix yang melibatkan pemerintah, akademisi, media, komunitas, dan sektor swasta. Di ruang digital, peran kontra-narasi dan literasi sangat krusial untuk membendung penyebaran ideologi kekerasan,” ujar Koordinator Duta Damai BNPT Regional Jawa Timur dalam sesi diskusi.
Salah satu isu sentral yang dibahas adalah pentingnya memberi ruang dan kesempatan kedua bagi perempuan eks napiter untuk kembali menjadi warga negara yang aktif dan produktif. Dalam hal ini, PC Fatayat NU Lamongan dianggap memiliki peran strategis, khususnya dalam menyusun program pendampingan yang responsif dan kontekstual terhadap kebutuhan mereka.
FGD juga menyoroti minimnya program reintegrasi berbasis komunitas bagi perempuan eks napiter, yang justru berisiko meningkatkan stigma dan eksklusi sosial. Oleh karena itu, sinergi antarlembaga menjadi penting agar program rehabilitasi dan reintegrasi tidak berjalan parsial.
Forum ini dihadiri oleh Riko Andryan Nova (Sekretaris DPPPA Lamongan), Djuwari (Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak DPPPA), Bagus (Kesbangpol Lamongan), Dewi Mashlahatul Ummah (Ketua PC Fatayat NU Lamongan), Serta Achmad Reza Rafsanjani (Koordinator Duta Damai BNPT Regional Jawa Timur) Seluruh pihak sepakat untuk membentuk tim kerja lintas lembaga guna menyusun program kolaboratif yang terintegrasi, dengan fokus pada edukasi, pencegahan, dan pendampingan bagi perempuan dan anak terdampak radikalisme.