Lindungi Kapal Dari Iran, AS Akan Kirim Jet Tempur F-16 ke Teluk
Berita Baru, Washington – AS akan kirim jet tempur F-16 ke Teluk sebagai armada tambahan untuk lindungi kapal dari Iran di saat situasi di kawasan tersebut memanas.
Dalam jumpa pers di Pentagon pada hari Jumat (14/7), seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan bahwa AS akan mengirimkan pesawat tempur F-16 ke kawasan Teluk akhir pekan ini untuk memperkuat pesawat serang A-10 yang telah berpatroli di sana selama lebih dari seminggu.
Pejabat itu menggunakan nama samaran dalam menyampaikan pernyataan.
Sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita The Assoiciated Press (AP), peningkatan aset militer Washington di kawasan tersebut terjadi setelah Iran mencoba menangkap dua kapal tanker minyak dekat selat tersebut pekan lalu.
Pejabat pertahanan anonim itu juga mengatakan F-16 akan memberikan penutupan udara bagi kapal-kapal yang berlayar melalui jalur perairan tersebut dan meningkatkan visibilitas militer AS di kawasan tersebut sebagai pencegahan terhadap Iran.
Angkatan Laut AS mengatakan dalam dua insiden terakhir, kapal-kapal angkatan laut Iran mundur ketika USS McFaul, sebuah kapal perusak rudal yang dipandu, tiba di lokasi.
Pejabat pertahanan juga mengatakan kepada para wartawan bahwa AS sedang mempertimbangkan beberapa pilihan militer untuk mengatasi agresi Rusia yang meningkat di langit-langit Suriah.
Pejabat tersebut menolak memberikan rincian tentang pilihan-pilihan tersebut tetapi mengatakan AS tidak akan menyerahkan wilayah apapun dan akan terus terbang di bagian barat Suriah sebagai bagian dari operasi melawan para pejuang ISIL (ISIS).
Aktivitas militer Rusia di Suriah, yang meningkat dalam frekuensi dan agresi terhadap pasukan AS sejak Maret, berasal dari kerjasama dan koordinasi yang semakin erat antara Rusia, Iran, dan pemerintah Suriah untuk mencoba memaksa AS meninggalkan Suriah.
Insiden terbaru terjadi pada Jumat pagi ketika pesawat Rusia terbang berulang-ulang di atas pangkalan al-Tanf di Suriah timur, di mana pasukan AS melatih sekutu Suriah dan memantau aktivitas ISIS.
Pejabat tersebut mengatakan pesawat An-30 Rusia tersebut mengumpulkan intelijen tentang pangkalan tersebut.
AS tidak memiliki pesawat tempur di area tersebut dan tidak mengambil tindakan langsung terhadap penerbangan Rusia tersebut, kata pejabat tersebut.
Saat ini terdapat sekitar 900 pasukan AS di negara tersebut, dan pasukan lain bergerak masuk dan keluar untuk melakukan misi penargetan ISIS.