Lima Mantan Paramiliter Diadili di Guatemala atas Tuduhan Memperkosa 36 Wanita Suku Maya

Berita Baru, Internasional – Pengadilan terhadap lima mantan tentara paramiliter yang dituduh memperkosa 36 wanita suku Maya selama tahun 1980-an telah dimulai di Guatemala.

Pelecehan itu diduga telah terjadi selama lima tahun pada puncak perang saudara antara pemerintah militer dan gerilyawan sayap kiri.

Seperti dilansir dari BBC, jaksa mengatakan kehidupan para korban hancur, satu di antaranya baru berusia 12 tahun ketika pelecehan dimulai.

Lima pria yang dituduh melakukan pemerkosaan menyangkal tuduhan tersebut.

Mereka adalah mantan anggota Patroli Bela Diri Sipil Guatemala (PAC), milisi lokal yang dipersalahkan atas berbagai kekejaman selama perang 1960-1996.

Mereka bergabung dalam persidangan melalui konferensi video dari penjara, di mana mereka akan tetap berada di sana sampai putusan dikeluarkan.

Penduduk asli sering menjadi sasaran pemerintah militer, yang menuduh mereka mendukung pemberontak.

Pemerkosaan diduga terjadi di sekitar Rabinal, sebuah kota kecil di departemen Baja Verapaz di utara ibu kota Guatemala City. Daerah itu menjadi sasaran berat selama perang dan merupakan situs kuburan massal di mana mayat lebih dari 3.000 orang terbaring.

Identitas sebagian besar wanita dirahasiakan demi keselamatan mereka sendiri, menurut pengacara mereka Lucia Xiloj.

Hanya lima dari 36 korban yang memilih untuk menghadiri sidang pengadilan secara langsung di hari pertama.

Ms Xiloj mengatakan bahwa banyak wanita Maya diperkosa setelah hilangnya suami mereka oleh paramiliter dan tentara.

Selimut dan bunga ditempatkan di luar pengadilan sebagai tanda solidaritas dengan para wanita, lapor Reuters.

Pada 2016, dua mantan anggota militer dijatuhi hukuman gabungan 360 tahun penjara karena pembunuhan, pemerkosaan, dan perbudakan seksual terhadap perempuan pribumi.

Diperkirakan 200.000 orang terbunuh atau hilang selama 36 tahun konflik Guatemala.