Laut China Memanas, China Launching Kapal Penghancur Baru Zibo
Berita Baru, Internasional – Minggu (12/7), Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengadakan latihan militer di Laut Cina Timur dengan mengeluarkan armada baru yang lebih kuat yaitu kapal penghancur Tipe 052D terbaru atau dikenal dengan Zibo.
Dilansir dari Global Times, tujuan dari latihan itu adalah meningkatkan pertahanan udara dan rudal, antisipasi serangan kapal, dan operasi anti-kapal selam bersama.
Sebelumnya, pada Jumat (10/7), Angkatan Laut PLA mengunggah foto-foto latihan di Laut China Timur yang menunjukkan kapal penghancur Zibo dengan nomor 156 di antara beberapa kapal perang lainnya.
Zibo resmi menjadi armada perang Angkatan Laut PLA pada 12 Januari. Zibo adalah kapal pertama PLA dari versi yang lebih baik dari perusak Tipe 052D. Beberapa orang menyebut Zibo dengan Tipe 052DL.
Dibandingkan dengan Tipe 052D yang asli, Zibo memiliki dek helikopter yang lebih panjang, dan dilengkapi dengan radar gelombang jarak jauh terbaru pada tiang belakangnya.
Perbaikan dan pembaruan dari Tipe 052D memungkinkan Zibo untuk membawa helikopter canggih China Z-20 dan mengatasi pesawat tempur siluman musuh dengan lebih baik.
Kemunculan kapal penghancur Zibo dalam latihan itu merupakan pertama kalinya ia muncul di hadapan publik.
Latihan itu dilakukan pada saat ketegangan meningkat di Selat Taiwan.
Kamis (9/7), AS tidak hanya menyetujui penjualan senjata baru ke Taiwan, tetapi pada hari berikutnya, Jumat (10/7), AS juga mengirim kapal penghancur ke perairan utara pulau Taiwan dan melakukan pengintaian jarak dekat pada daratan China.
Sebelumnya, sejak Juni, AS memang sering mengirim pesawat dan kapal militer ke Taiwan.
Seorang pakar angkatan laut yang berbasis di Beijing, Li Jie mengatakan latihan Angkatan Laut PLA dapat berfungsi sebagai pencegah operasi pengintaian AS, dan juga mengirimkan peringatan kepada separatis Taiwan.
“Sama seperti pengintaian jarak dekat AS terhadap China, PLA juga dapat melakukan operasi serupa di pangkalan AS di kawasan Asia-Pasifik,” kata Li Jie kepada Global Times.