Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Foto: Twitter/SenMin.
Foto: Twitter/SenMin.

Laporan: Helikopter Memberondong Sekolah di Myanmar, Anak-Anak Pun Jadi Korban



Berita Baru – Sedikitnya 13 orang termasuk tujuh anak-anak tewas ketika helikopter tentara menembaki sebuah sekolah di Myanmar, menurut laporan media dengan sumber penduduk lokal.

Menurut laporan di RFA (Radio Free Asia), portal berita Mizzima dan Irrawaddy , insiden penembakan di sebuah biara Buddha menggunakan helikopter itu terjadi pada hari Jumat di desa Let Yet Kone di wilayah Sagaing tengah.

Beberapa orang tewas di tempat oleh penembakan itu, sementara yang lain tewas setelah pasukan memasuki desa.

Kantor berita Reuters juga melaporkan berdasarkan dua sumber warga lokal bahwa insiden tersebut benar adanya, dan mayat-mayat itu kemudian diangkut oleh militer ke kotapraja yang berjarak 11 km dan dikuburkan.

Dua sumber tersebut mengatakan melalui telepon kepada Reuters dengan syarat anonim karena kekhawatiran keamanan.

Namun Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi rincian insiden tersebut.

Penduduk lain mengatakan sekitar 2.000 orang telah meninggalkan rumah mereka di daerah itu.

Insiden tersebut juga sempat muncul di media sosial, di mana terlihat ada kerusakan di bangunan sekolah seperti bekas tembakan peluru dan noda darah di sebuah gedung sekolah.

Militer Myanmar mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Tentara Kemerdekaan Kachin dan Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) atau sering dikenal sebagai junta ‘teroris’ bersembunyi di biara itu dan menggunakan desa untuk mengangkut senjata di daerah tersebut.

Pasukan keamanan yang dikirim dengan helikopter telah melakukan “inspeksi mendadak” dan diserang oleh PDF dan KIA di dalam rumah dan biara, imbuh pernyataan militer Myanmar, sebagaimana dilansir dari Reuters.

Sementara itu, pemerintah bayangan pro-demokrasi Myanmar Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) menuduh junta melakukan “serangan yang ditargetkan” di sekolah-sekolah.

NUG juga menyerukan pembebasan 20 siswa dan guru yang dikatakan telah ditangkap setelah serangan udara tersebut.

Menurut Save the Children, serangan kekerasan terhadap sekolah melonjak menjadi sekitar 190 pada tahun 2021 di Myanmar dari 10 tahun sebelumnya.

Penggunaan sekolah sebagai pangkalan oleh militer dan kelompok bersenjata juga meningkat di seluruh negeri, sehingga mengganggu pendidikan dan membahayakan anak-anak.